Pemilihan hari ini melambangkan rezeki yang ada di tangan, dan selalu mendapat rezeki.
Baca juga: Potret Jokowi dan Keluarga Berlibur di Labuan Bajo, Naik Kapal Pinisi dan Susuri Gua Batu Cermin
Tahap kedua pembuatan kapal pinisi masuk ke proses menebang, mengeringkan, dan memotong kayu.
Kayu-kayu tersebut kemudian dirakit menjadi setiap bagian kapal pinisi.
Tahap kedua inilah yang memakan waktu lama, bahkan hingga berbulan-bulan.
Pada tahap ketiga adalah proses peluncuran kapal pinisi ke laut.
Namun, sebelum diluncurkan, biasanya diadakan upacara maccera lopi, atau menyucikan kapal pinisi.
Upacara ini ditandai dengan kegiatan menyembelih sapi atau kambing.
Berdasarkan perhitungan, jika bobot kapal kurang dari 100 ton, maka yang disembelih adalah kambing, sedangkan kalau di atas 100 ton berarti sembelih sapi.
Itu sebabnya, rangkaian pembuatan kapal pinisi melambangkan nilai filosofi tersendiri, yakni nilai untuk bekerja keras, kerja sama, keindahan, hingga menghargai alam.
Tak heran kalau kapal pinisi masuk dalam Warisan Budaya Tak Benda oleh UNESCO pada 2017.
Ciri-ciri Kapal Pinisi
Bentuk kapal pinisi sangat mudah dikenali di perairan.
Baca juga: Memanas, China Tuding Kapal Perang AS Masuki Areanya Secara Ilegal
Ciri khas tersebut bisa dilihat dari penggunaan 7-8 layar, serta 2 tiang utama pada bagian di depan dan belakang kapal.
Selain itu, kapal tradisional Indonesia ini juga terbuat dari kayu.
Umumnya ada empat jenis kayu yang biasanya digunakan untuk membuat kapal pinisi.
Yaitu kayu besi, kayu bitti, kayu kandole/punaga, dan kayu jati.
(Tribunnews.com/Muhammad Alvian Fakka)