Lalu seperti apa bangunan keluarga ala Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam?
Kaum Muslimin rahimakumullah. Model bangunan keluarga ala nabi, antara lain sebagai berikut:
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Hakikat Bertaubat dari Perbuatan Zina
Pertama, Pendidikan praktikum ibadah kepada keluarga
Nabi SAW selalu memberi contoh atau praktek tuntunan langsung dan mendidik keluarga baik kepada istrinya maupun kepada cucunya terutama dalam hal Ibadah. Hal tersebut terlihat dari bagaimana Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam membangunkan istri-istri beliau untuk shalat malam (witir) dan iktikaf (pada sepuluh hari terakhir Ramadan). Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata :
كانَ النبيُّ صَلَّى اللهُ عليه وسلَّمَ يُصَلِّي صَلَاتَهُ مِنَ اللَّيْلِ كُلَّهَا وأَنَا مُعْتَرِضَةٌ بينَهُ وبيْنَ القِبْلَةِ، فَإِذَا أرَادَ أنْ يُوتِرَ أيْقَظَنِي فأوْتَرْتُ وَفِي رِوَايَةٍ لَهُ: فَإذَا بَقِيَ الوِتْرَ، قَالَ: ((قُوْمِي فَأوْتِرِي يَا عِائِشَةُ))
Artinya : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam biasa melakukan shalat malam dengan posisi ‘Aisyah berbaring (melintang) di hadapan beliau. Maka, ketika tersisa witir, beliau membangunkannya, lalu ‘Aisyah melakukan witir” (HR. Muslim).
Dalam riwayat Muslim yang lain disebutkan, “Ketika tersisa witir, beliau berkata, ‘Bangunlah, dan kerjakanlah shalat witir, wahai Aisyah”. Dalam riwayat yang lainnya :
Artinya : Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Apabila Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memasuki sepuluh akhir (dari bulan Ramadan), beliau mengencangkan sarung beliau, menghidupkan malamnya dengan beribadah, dan membangunkan keluarga beliau” (HR. Bukhari).
Demikian pula Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam mengajak Cucunya untuk beribadah bersama nabi sebagaimana dalam banyak riwayat yang menceritakan bagaimana kedekatan beliau dengan cucu-cucunya. Saat shalat berjemaah di masjid, Rasulullah menggendong salah satu cucu perempuannya yang bernama Umamah binti Zainab. Ketika beliau sujud, anak tersebut diletakkan di bawah. Namun ketika berdiri, digendong lagi.
Di kesempatan lain Rasulullah menggendong Hasan dan Husain saat shalat berjemaah. Hingga sampai sujud, beliau melamakan sujudnya. Karena penasaran para sahabat lalu bertanya apakah Rasulullah mendapatkan wahyu hingga sujudnya menjadi lama. Di waktu senggang Rasulullah menyempatkan diri menemui cucu-cucunya untuk bermain dan mendoakan mereka dengan kebaikan. Pernah suatu ketika Rasulullah sengaja menemui cucunya selepas berpergian. Lalu beliau memboncengnya dalam suatu kendaraan. Pola interaksi juga dan pendidikan yang baik menjadikan Hasan dan Husain tumbuh menjadi pemimpin para ahli surga.
Baca juga: Contoh Teks Khutbah Jumat: Cara Pelajar Menghormati Guru
Kedua, pendidikan yang lemah lembut dan romantis
Di antara yang menunjukkan kelemah-lembutan Nabi dalam mendidik istri-istri beliau sebagaimana yang diriwayatkan oleh ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tanganku, kemudian berisyarat menunjuk ke bulan, seraya berkata :
Artinya : “Wahai Aisyah, mintalah perlindungan kepada Allah dari keburukan ini. Sesungguhnya ini adalah kejahatan malam jika telah gelap gulita” (HR. Ahmad).
Sebelum mengajari ‘Aisyah, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam memegang tangannya yang menunjukkan betapa baik dan lemah lembutnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam dalam mendidik istri beliau. Begitu pula tatkala bersama Shafiyah, beliau mengusap air mata Shafiyah dengan tangannya saat Shafiyah menangis. Dari Anas Bin Malik radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :