News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Satgas Antimafia Bola

Sosok Vigit Waluyo, Tersangka Mafia Bola, Aktor Intelektual Pengaturan Skor Sepak Bola

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Vigit Waluyo menyerahkan diri ke Kejaksaan Negeri Sidoarjo, Jumat (28/12/2018).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nama Vigit Waluyo atau VW selama bertahun-tahun malang melintang di dunia persepakbolaan tanah air.

Ternyata dia merupakan aktor intelektual yang melakukan pengaturan skor atau match fixing pertandingan-pertandingan sepak bola di Indonesia selama ini.

"Ada salah satu aktor intelektual pengatur skor yang mungkin namanya cukup malang melintang di dunia pesepakbolaan dengan inisial VW (Vigit Waluyo)," kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo  dalam konferensi pers Satgas Anti-Mafia Bola di Mabes Polri, Jakarta, Rabu (13/12/2023).

Menurut Kapolri, nama Vigit Waluyo sudah dikenal di kalangan sepak bola nasional sejak 2008.

Yang bersangkutan kini ditetapkan tersangka.

Baca juga: Satgas Bongkar Mafia Bola, Erick Thohir: PSSI Transparan dan Siap Diinvestigasi

Orang itu, kata Jenderal Listyo, selama ini tidak pernah tersentuh oleh hukum.

Namun berkat data intelijen yang diberikan PSSI kepada Satgas Anti-Mafia Bola berhasil mengungkap tindak pidana match fixing dalam pertandingan kompetisi liga.

"Kami temukan ada upaya pengaturan skor agar klub yang akan terdegradasi (bisa) lolos," ujar Kapolri dikutip dari tayangan KompasTV.

Adapun Vigit Waluyo merupakan satu dari delapan orang tersangka kasus mafia bola pengaturan skor pertandingan sepak bola kompetisi Liga 2 yang terjadi pada November 2018.

Kepala Satgas Anti-Mafia Bola Irjen Pol Asep Edi Suheri menjelaskan kedelapan orang tersangka itu terdiri atas empat orang wasit masing-masing berinisial K, RP, AS, dan R, serta satu orang asisten manajer klub berinisial DRN.

Kemudian satu LO wasit berinisial KM dan seorang kurir berinisial GAS yang masih berstatus DPO (daftar pencarian orang).

"Satu orang pelobi berinisial VW, yang disampaikan Kapolri," kata Irjen Asep.

Dalam kasus ini, ungkapnya, ditemukan indikasi keterlibatan pihak klub sepak bola dalam praktik pengaturan skor atau match fixing.

Modusnya, yakni dengan cara melobi perangkat wasit dan memberikan sejumlah uang untuk memenangkan salah satu klub dalam pertandingan sepak bola.

Pihak klub mengaku telah mengeluarkan uang sebanyak lebih kurang Rp1 miliar untuk melobi para wasit pada sejumlah pertandingan.

Kemudian, penyidik Satgas Anti-Mafia Bola telah memeriksa 17 orang saksi, delapan saksi ahli yang terdiri atas enam ahli pidana, satu ahli perwasitan dari PSSI dan satu ahli perwasitan dari FIFA yang berdomisili di Penang, Malaysia.

"Dapat kami sampaikan juga bahwa kami telah melakukan kegiatan rekonstruksi sebanyak 97 adegan terkait dengan pertandingan klub X dan Y," ucap Irjen Asep.

Berdasarkan keterangan ahli perwasitan, terdapat 23 kejanggalan pada keputusan wasit yang diduga berhubungan dengan praktik suap kepada para tersangka.

"Penyidik juga telah mengamankan sejumlah barang bukti," tuturnya.

Perkembangan penanganan perkara tersebut saat ini telah dilaksanakan pelimpahan berkas ke Kejaksaan Agung dan menunggu pelimpahan tersangka serta barang bukti ke jaksa penuntut umum (JPU) atau P-21.

"Kami perlu sampaikan bahwa berkas perkara match fixing ini telah kami kirimkan kembali kepada pihak Kejaksaan Agung pada Kamis, 7 Desember 2023, dan telah mendapat petunjuk dari tim JPU dan kami sedang kami menunggu untuk pelimpahan berkas P-21," tandas Irjen Asep.

Sosok Vigit Waluyo?

Diketahui, Vigit Waluyo merupakan eks bos klub Liga 2 2018, PS Mojokerto Putra.

Vigit Waluyo terseret kasus pengaturan skor setelah dibocorkan oleh rekan seprofesinya, Bambang Suryo di acara Mata Najwa.

Dilansir Surya.co.id (Tribun Network), Vigit Waluyo sejatinya merupakan sosok lawas yang sudah lama berkecimping dalam dunia sepakbola Indonesia.

Sebelum disebut-sebut di acara Mata Najwa, nama Vigit Waluyo sudah banyak dikenal di dunia sepak bola nasional.

Vigit Waluyo sempat tercatat sebagai pemilik klub PS Mojokerto Putra (PSMP).

PS Mojokerto Putra (PSMP) sendiri bermain di Liga 2 2018. Sayang, kiprahnya hanya bisa lolos ke babak delapan kompetisi sepakbola kasta kedua di Indonesia ini.  

Darah sepakbola Vigit Waluyo mengalir dari sang ayahnya yang juga tokoh bola Indonesia, yakni HM Mislan.

HM Mislan merupakan pendiri klub Gelora Dewata Bali (era Galatama) di tahun 1980 an. 

Selain menjadi pendiri Gelora Dewata, HM Mislan juga pernah menjadi manajer Persebya Surabaya.

Dia juga mendirikan klub internal anggota Persebaya Surabaya, Putra Gelora.

Tidak hanya itu, HM Mislan pernah menduduki kursi Ketua Umum  Yayasan Arema pada 1985/1986.

Kecintaan sepakbola yang dimiliki HM Mislan akhirnya mengalir ke sang anaknya, Vigit Waluyo.

Dia juga terlibat dan pernah memiliki beberpa klub sepakbola di Indonesia. Pernah tercatat sebagai manajer Persewangi Banyuwangi, PSIR Rembang, Persikubar Kutai Barat, Kalimantan Timur, dan Deltras Sidoarjo yang berkiprah di Liga Indonesia sebelum akhirnya degredasi.

Selain itu, Vigit Waluyo juga pernah menduduki sebagai Ketua PSSI Jatim. Tapi hanya sebentar, sebelum akhirnya digantikan La Nyalla Mattaliti.

Vigit Waluyo bisa dikatakan sebagai keluarga sepakbola. Kecintaan sepakbola Vigit juga diturunkan kepada anak perempuannya, Ayu Sartika Virianti.

Ayu Sartika Virianti pernah dipercaya sebagai manajer Deltras Sidoarjo pada 2009. Kala itu Deltras Sidoarjo yang berdiri setelah melebur dari nama Gelora Dewata yang pindah ke Sidoarjo.

Tidak hanya itu, Ayu Sartika Virianti juga merupakan istri dari Danilo Fernando. Mantan gelandang Persebaya Surabaya itu, saat ini  menempati posisi sebagai pencari bakat tim PSS Sleman.

Melansir Banjarmasinpos.co.id menyebutkan, Vigit Waluyo disebut dalam program Mata Najwa berjudul PSSI Bisa Apa, Rabu (28/11/2018) yang membahas tentang isu pengaturan skor di sepakbola Indonesia dan PSSI.

Nama Vigit Waluyo dikeluarkan oleh mantan runner pengaturan skor, Bambang Suryo dan Fakhri Husaini, mantan pelatih Timnas U-16 Indonesia yang juga diundang Najwa Shihab.

"Semua stakeholder sepak bola pasti tahu Vigit Waluyo," kata mantan Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini.

"Saya sebutkan salah satu nama yang saya bilang Sontoloyo tadi itu Vigit Waluyo. Dia punya permasalahan di Kejaksaan juga. Vigit adalah pengelola Mojokerto Putera," tambah Bambang Suryo dikutip Surya.co.id dari Banjarmasinpos.co.id.

Sumber:  Kompas.TV/Surya.co.id/Banjarmasinpos.co.id

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini