Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) dalam Kawasan Industri PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) mengklaim pihaknya tidak akan menutup-nutupi penyebab kejadian ledakan smelter yang menewaskan belasan pekerja pada Minggu (24/12/2023) pagi.
Media Relations Head PT IMIP, Dedy Kurniawan menyatakan saat ini, sedang dilakukan investigasi pada sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di lokasi kejadian yang berada di Kawasan Industri IMIP.
Perusahaan mempercayakan proses pendalaman penyebab kejadian kecelakaan kerja di PT ITSS kepada pihak berwenang.
"Serta menjamin terselenggaranya kerja sama dengan para pihak terhadap rekomendasi penanganan dampak yang muncul sesuai tata hukum yang berlaku. Perusahaan siap melakukan segala bentuk perbaikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku," kata Dedy dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Rabu (27/12/2023).
Selain menewaskan pekerja Indonesia dan asing, ada pula korban luka-luka, dua diantarnya harus dirujuk ke Makassar dan Jakarta.
Baca juga: Smelter PT ITSS di Morowali Meledak, Pengamat Soroti Ketaatan Peraturan Investasi, Benahi 4 Hal Ini
Sebelumnya, keduanya sempat mendapatkan perawatan intensif di RSUD Morowali sejak 24 hingga 26 Desember 2023.
Enal Affandi Agus dirujuk di salah satu rumah sakit yang ada di Kota Makassar, dan Larry Van Hanzrianto dirujuk ke salah satu rumah sakit di Jakarta.
Keduanya diterbangkan melalui bandara khusus PT IMIP pada 27 Desember 2023 sore hari.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa para pasien mendapat perawatan yang lebih intensif.
Baca juga: Respons Pemerintah China soal Ledakan Smelter PT ITSS di Morowali
Pihaknya menjaminan bahwa biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya.
"Selama perawatan PT IMIP juga memastikan seluruh kebutuhan korban selama di rumah sakit, akan terpenuhi, baik fisik maupun psikis. Ini dilakukan sebagai bentuk keprihatinan dan kepedulian kepada mereka yang telah menjadi korban," kata dia.
Kemnaker Lakukan Investigasi
Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) pun turut menyelidiki penyebab kejadian tragis itu.
Perusahaan pun terancam disanksi jika terbukti lalai.
"Dari pemeriksaan yang dilakukan tim Pengawas Ketenagakerjaan, apabila terbukti perusahaan tidak menjalankan ketentuan ketenagakerjaan baik norma kerja maupun norma K3, tentu akan dilakukan langkah-langkah hukum untuk penegakannya," ucap Dirjen Binwasnaker dan K3, Haiyani Rumondang ditulis Rabu (27/12/2023).
Pihaknya melalui tim Pengawas Ketenagakerjaan mulai melakukan pengumpulan data tempat kejadian yang berlokasi di Kabupaten Morowali, Sulawesi Tengah.
Dirjen Haiyani mengatakan, dalam upaya memperoleh informasi, tim Pengawas Ketenagakerjaan Kemnaker melakukan koordinasi dengan Pengawas Ketenagakerjaan Sulawesi Tengah, BPJS Ketenagakerjaan, dan Polres Morowali.
Tim Pengawas Ketenagakerjaan kemudian meminta keterangan kepada manajemen PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS), perusahaan yang menjadi tempat terbakarnya tungku smelter.
Tim juga meminta keterangan kepada manajemen PT Ocean Sky Metal Indonesia (OSMI) terkait adanya pekerja dari perusahaan tersebut yang menjadi korban kebakaran.