News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT PDIP

Jika Ganjar Terpilih Presiden, Megawati Beri Tugas Pertama: Ajarkan Pelajaran Sejarah yang Benar

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri saat berpidato dalam HUT ke-51 PDIP yang digelar di Sekolah Partai di Lenteng Agung, Jakarta pada Kamis (10/1/2024).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri memerintahkan capres Ganjar Pranowo ketika kelak terpilih sebagai presiden, tugas pertama yang harus dilakukan adalah mengajarkan pelajaran sejarah yang benar.

Hal ini disampaikan Megawati dalam pidato politik di HUT ke-51 PDIP bertajuk ‘Satyam Eva Jayate, Kebenaran Pasti Menang’ di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (10/1/2024).

Baca juga: Megawati Singgung Polri untuk Netral di Pemilu: Yang Membebaskan dari TNI Itu Saya Loh

Awalnya Megawati mengingatkan soal ucapan Presiden RI pertama, Soekarno yang juga ayahnya saat Hari Pahlawan tanggal 10 November 1961, yakni "Perjuanganku lebih mudah karena mengusir penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih sulit karena melawan bangsamu sendiri".

Kemudian Presiden ke-5 RI ini menyinggung bahwa tak ada kekuasaan yang langgeng. Dicontohkan, Orde Baru yang kuat saja bisa jatuh.

Ia mengingatkan pemilu tak boleh dijadikan ajang tarik menarik. Rakyat sudah semestinya dibebaskan untuk bisa memilih pemimpinnya secara arif, baik dan bijaksana.

Baca juga: Megawati Singgung Pemimpin yang Sengaja Memecah Belah karena Mabuk Kekuasaan

Berangkat dari hal itu Megawati pun menegaskan bahwa kebenaran pasti akan menang. Rakyat lanjutnya, adalah sejatinya pemegang kekuasaan yang langgeng.

"Itu Pak Ganjar nanti Insyaallah kalau situ menang, yang harus dijalankan pertama adalah pelajaran sejarah yang benar," kata Megawati.

Dalam kesempatan itu Megawati juga menyampaikan bahwa banyak penjajah yang pernah singgah di Indonesia mengajarkan ajaran Divide et Impera alias politik pecah belah.

Kata dia, jika politik pecah belah itu bisa terjadi bagi kalangan elite, rakyat pun akan dengan mudah dipecah belah. Terlebih lagi, jika pemimpinnya sengaja dengan akalnya ikutan memecah belah karena sudah dimabukkan oleh kekuasaan.

"Supaya menegaskan bukan hanya di sini (akal) tapi menjadi di sini (hati)," jelas Megawati.

Putri dari Presiden Soekarno ini juga mengingatkan untuk menjaga persatuan dan memegang teguh 'Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa' yang pertama kali diungkapkan oleh Mpu Tantular dalam kitab Kakawin Sutasoma.

"Jadi peganglah Sesanti Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, jadi tanpa pernah mundur sejengkal pun. Jadi Bhinneka Tunggal Ika itu satu, kok lupa ya," pungkas dia.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini