Laporan Wartawan Tribunnews.com Rahmat W Nugraha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik sekaligus Direktur Lingkar Madani Indonesia, Ray Rangkuti komentari rumor mantan Panglima TNI Marsekal (purn) Hadi Tjahjanto bakal dilantik besok jadi Menko Polhukam.
Menurutnya jika itu benar terjadi, artinya Presiden Jokowi melihat sisa masa jabatannya akan alami jalan yang terjal di politik.
"Itu artinya kabinet Presiden Jokowi semakin militeristik. Jadi posisi-posisi mantan-mantan jenderal begitu kuat dan strategis di Kabinet Indonesia Maju," kata Ray di kantor Para Syndicate, Jakarta Selatan, Selasa (20/2/2024).
Ray juga mengungkapkan dirinya memahami jika memang nantinya Hadi Tjahjanto benar dilantik jadi Menko Polhukam.
"Tapi saya juga bisa memahaminya, karena mungkin Pak Jokowi melihat gejala yang akan terjal selama 7 bulan ke depan di dalam politik," kata Ray.
"Oleh karena itu artinya Pak Jokowi melihat perlu adanya pendekatan yang lebih sedikit keras terhadap dunia politik kita," jelasnya.
Dibandingkan Menko Polhukam diisi warga sipil, kata Ray seperti Pak Mahfud. Paling tidak hanya menghadapi masalah kriminalisasi.
"Tapi dengan militer, mungkin pak Jokowi ingin mengisyaratkan beliau akan menghadapi lebih keras lagi katakanlah orang-orang yang berbeda pendapat dengan dirinya. Itu menurut saya syaratnya kenapa Menko Polhukam dijabat oleh seorang militer," tegasnya.
Diketahui saat ini, kursi Menko Polhukam dijabat Tito Karnavian sebagai pelaksana tugas (Plt) menggantikan Mahfud MD.
Hal ini karena Mahfud telah mengundurkan diri untuk menjaga netralitas setelah maju jadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.