Yuan Xiao Jie sendiri berarti sebuah Festival Lampion/Lentera.
Zaman dahulu, perayaan Cap Go Meh dimaknai sebagai upacara penghormatan kepada Dewa tertinggi Dinasti Han, yaitu “Thai Yi” oleh Biksu Buddha.
Penghormatan dilakukan dengan membawa sejumlah lentera sebagai ritual pada 206 Sebelum Masehi.
Baca juga: 7 Perayaan Cap Go Meh 2023 di Kota-kota Indonesia, Mulai Singkawang, Tanjungpinang, hingga Makassar
Perayaan ini hanya digelar khusus untuk Dinasti saja hingga waktu dimana Dinasti ini berakhir, barulah perayaan ini dilakukan secara terbuka.
Di beberapa daerah, perayaan Cap Go Meh juga dimeriahkan dengan adanya konvoi.
Biasanya pada perayaan Cap Go Meh juga diramaikan oleh penampilan dari barongsai dan iring-iringan patung naga.
Cap Go Meh dipercayai sebagai upacara tolak bala atau cuci jalan.
Perayaan ini dilaksanakan dengan tujuan mengusir atau mengunci kembali roh-roh jahat yang berada di jalan.
Tradisi Cap Go Meh di negara Indonesia sendiri beragam, mulai dari adanya kemeriahan pawai naga, aksi barongsai, hingga pawai tatung.
Tatung merupakan bagian yang paling ditungu-tunggu dalam perayaan Cap Go Meh.
Tatung ini biasanya dilakukan oleh orang khusus yang dipercaiyai oleh Dewa, Dewi, atau Datuk untuk dirasuki tubuhnya.
Pawai Tatung saat perayaan Cap Go Meh dipercaya untuk menolak hal buruk dan mencuci jalan dari roh jahat saat perayaan Cap Go Meh Imlek.
(Tribunnews.com/Oktavia WW)