News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mudik Lebaran 2024

Mudik 2024 Pakai Pesawat Diperkirakan Capai 78 Juta Penumpang, Naik 12 Persen dari Tahun Lalu

Penulis: Reynas Abdila
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

FOTO FILE: Calon penumpang pesawat mengantre di loket lapor diri Terminal 1 Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Minggu (12/3/2023) pada mudik lebaran.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Angkutan penerbangan periode mudik 2024 diprediksi akan melonjak tajam dibanding tahun sebelumnya.

Direktur Operasi PT Angkasa Pura I atau AP I Wahyudi mematok realisasi target trafik tahun ini sebesar 78 juta penumpang. 

Angka proyeksi itu lebih tinggi 12 persen dari periode tahun 2023 sebanyak 69,8 juta
penumpang. 

“Momentum seperti Natal dan Tahun Baru ke mudik artinya pasti ada penambahan
penumpang dan extra flight pasti terjadi namun harus ditanyakan ke teman-teman
maskapai,” kata Wahyudi dalam diskusi Forwahub dengan tema Potensi Penumpang Udara 2024 di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (7/3/2024). 

Menurutnya, AP I memiliki kapasitas untuk memperbaiki seluruh fasilitas airport
untuk angkutan lebaran 2024.

Baca juga: Korlantas Antisipasi Kemacetan Akibat Perlintasan Kereta hingga Pasar Tumpah Selama Mudik Lebaran

Wahyudi menegaskan operator bandara sejauh ini tidak kekurangan luasan 135 juta
penumpang dari yang sudah tercapai saat ini.

Adapun AP I menargetkan pergerakan pesawat mencapai 696 ribu, 15 persen lebih
tinggi dibandingkan trafik tahun 2023.

“Dari history sebelumnya selalu ada extra flight di AP I sebesar 15 persen dan AP II
sebesar 13 persen. Dan pastinya ada penambahan penerbangan tapi perlu dari
tingkat permintaan penumpang,” imbuhnya.

Demikian juga pergerakan kargo, AP I menargetkan mengangkut 515.192 ton, 7
persen lebih tinggi disandingkan trafik 2023.

Wahyudi menambahkan lonjakan penumpang angkutan lebaran didukung beberapa
faktor di antaranya Forecast trafik ACI (Airport Council International) bahwa trafik
2024 bakal melampaui trafik 2019.

Selain itu, International Air Transport Association (IATA) memprediksi jumlah
penumpang global tahun 2024 akan mencapai 4,7 miliar penumpang.

VP of Corporate Communications AP II Cin Asmoro menambahkan target
pergerakan penumpang di bandara yang dikelolanya pada 2024 akan mencapai
91,8 juta.

Tingkat pergerakan penumpang disebutnya sudah semakin membaik pasca
pandemi Covid-19.

Perbaikan trafik penumpang yanf dikelola AP II utamanya terjadi di Bandara
Soekarno Hatta, Cengkareng.

“Persoalan angleb kami masih menunggu rencanaa dari kementerian terkait,” ucap
Asmoro.

Asmoro menambahkan potensi kenaikan trafik akan terjadi dibandingkan tahun
2023.

Menurutnya, season nataru ataupun libur panjang mudik selalu memberikan dampak
lonjakan penumpang.

“Kami koordinasi kembali dengan maskapai. Harapannya Garuda dan Citilink juga
menyediakan extra flight,” pungkasnya.

AP II telah membuat prognosa target trafik penumpang psa tahum 2024 sebanyak
91,08 juta atau naik 114 persen dibandingkan tahun 2023.

Domestik flight masih didominasi tujuan Bali sebanyak 5.017.645 penumpang
sedangkan international flight terbanyak ke Singapura dengan jumlah 3.036.273
penumpang.

Profit Tipis

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra memaparkan
kondisi perekonomian yang tertekan membuat biaya operasional maskapai naik.

Irfan menyebut, profit industri penerbangan kian tipis.

Menurutnya, aspek keamanan dan kepentingan konsumen mesti diatur tetapi tarif
tidak dibatasi.

“Saya setuju safety itu diregulate, kepentingan konsumen itu diregulasi tapi kalau
komersial diregulate kita bisa apa? Ongkos meningkat, avtur meningkat, exchange
rate meningkat, dolar dari pengoperasian pesawat meningkat,” ucapnya di Kantor
Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (7/3/2024)

Irfan mengingatkan biaya industri maskapai mahal sedang pengguna angkutan
penerbangan kurang lebih hanya 10 persen dari total jumlah penduduk.

Sehingga bisa disimpulkan maskapai apapun pasti keuntungan yang diperoleh
sedikit.

Jumlahnya hanya single digit alias Cuma satu digit maka mau tidak mau tarif
pesawat meningkat

“Sehebat apapun airlinenya margin keuntungannya single digit. Saya mau tidak mau
harus stand up dan dimaki-maki, seperti pak Putu (Direktur Angkutan Udara
Kemenhub) setiap hari soal harga,” jelasnya.

Kebijakan tarif batas atas (TBA) pesawat dievaluasi sudah empat sampai lima tahun
tidak pernah dinaikkan.

Irfan mendorong agar masyarakat merencanakan kepergian dan memesan tiket dari
jauh-jauh hari agar mendapatkan harga lebih murah.

Garuda Indonesia menyampaikan bahwa solusi harga lebih murah masih terbuka.

“Kita punya solusi kalau anda memesan jauh-jauh hari, kemungkinan mendapatkan
harga lebih murah pasti terbuka. Ke Jakarta bisa sampai 75 persen (diskonnya),”
tutur Irfan. (Tribun Network/Reynas Abdila)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini