News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Mutasi dan Promosi di TNI

Pernah Disorot saat Debat Capres dan Tegur Dokter Pangkat Kolonel, Mayor Teddy Kini Dapat Promosi

Penulis: Sri Juliati
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Mayor Teddy yang pernah menjadi ajudan Jokowi dan Prabowo, kini mendapat promosi menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri (Wadanyonif) Para Raider 328/Dirgahayu. Sebelumnya, ia jadi sorotan saat debat capres dan tegur dokter berpangkat kolonel.

TRIBUNNEWS.COM - Kepala Staf TNI AD (KSAD), Jenderal Maruli Simanjuntak melakukan mutasi dan rotasi terhadap 348 perwira menengah (pamen).

Di antara yang terkena mutasi adalah Mayor Inf Teddy Indra Wijaya yang kini mendapatkan promosi dan jabatan baru.

Mayor Teddy ditunjuk menjadi Wakil Komandan Batalyon Infanteri (Wadanyonif) Para Raider 328/Dirgahayu.

Ia pun menggantikan posisi Mayor (Inf) Ade Fian yang mendapat promosi sebagai Perwira Seksi Operasi Divisi Infanteri (Divif) 1 Kostrad.

Sosok Mayor Teddy

Aksi Mayor Teddy Indra Wijaya menggendong perempuan yang jatuh pingsan di GBK, Jakarta, Sabtu (11/2/2024). (Ist)

Selama ini, Mayor Teddy dikenal sebagai ajudan Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto.

Ia menjadi ajudan calon presiden (capres) nomor urut 02 itu sejak September 2020.

Sebelumnya, Mayor Teddy pernah menjadi ajudan Presiden Joko Widodo (Jokowi) per 11 April 2016.

Saat menjadi asisten ajudan Jokowi, alumnus Akademi Militer (Akmil) tahun 2011 itu masih menyandang pangkat Letnan Satu (Lettu).

Setelah tiga tahun menjadi ajudan Jokowi, Mayor Teddy lantas melanjutkan pendidikan ke Amerika Serikat (AS).

Barulah sepulang dari AS, barulah Mayor Teddy menjadi ajudan Prabowo Subianto.

Baca juga: Kabar Gembira Buat Myted, Ajudan Prabowo Mayor Teddy Dipromosikan jadi Wadanyonif Para Rider 328

Diduga Langgar Aturan Pemilu

Selama menjadi ajudan Prabowo, Mayor Teddy sempat menjadi sorotan.

Satu di antaranya saat hadir ikut dan duduk bersama timses Prabowo-Gibran Rakabuming Raka saat debat perdana capres 2024 di KPU, Selasa (12/12/2023).

Tak sekadar hadir, Mayor Teddy juga memakai kemeja biru yang merupakan seragam kampanye paslon nomor urut 02 itu.

Kehadiran Teddy Indra Wijaya lantas menuai sorotan. Apalagi ia masih berstatus sebagai prajurit TNI aktif.

Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) RI menyebut Mayor Teddy berpotensi melakukan dugaan pelanggaran Pemilu.

"Potensi dugaan pelanggaran tentu kami harus menyatakan berpotensi terjadi dugaan pelanggaran, tapi hasilnya seperti apa, masih dalam kajian,” kata ujar anggota Bawaslu RI, Lolly Suhenty di kawasan kantornya, Minggu (17/12/2023).

Lolly menegaskan, ihwal netralitas ASN, TNI/Polri sudah jelas termaktub di Undang-undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum.

Saat ini, Bawaslu masih melakukan penelusuran melalui media sosial dan laporan masyarakat, serta mengumpulkan barang bukti.

Hasil dari penelusuran Bawaslu RI pun menyatakan, Mayor Teddy tak melanggar aturan saat hadir dalam debat capres.

Ketua Bawaslu, Rahmat Bagja mengatakan kapasitas Mayor Teddy sehingga hadir dalam debat capres tersebut sebagai petugas keamanan dari Prabowo Subianto selaku Menhan.

Bagja juga mengatakan Mayor Teddy tidak melanggar aturan lantaran tidak terdaftar sebagai tim kampanye.

"Kami menelusuri bahwa nama Saudara Mayor Teddy Indra Wijaya bukan merupakan tim pelaksana kampanye. Jadi beliau bukan tim kampanye," katanya dalam konferensi pers di Kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Selasa (19/12/2023).

Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Laksda Julius Widjojono menyatakan, kehadiran Teddy Indra Wijaya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi.

Julius menegaskan, Teddy hanya memposisikan sebagai ajudan dari Prabowo.

"Kehadirannya tidak mewakili institusi TNI atau pribadi yang ikut berpolitik, yang bersangkutan hanya memposisikan dirinya sebagai ajudan, tidak lebih," jelasnya, Minggu (17/12/2023).

"Akan berbeda jika yang bersangkutan atau prajurit aktif lainnya, misalkan karena kehendaknya sendiri lalu ikutan kampanye. Dan akan salah jika yang bersangkutan gunakan seragam militer saat itu," tambahnya.

Ia mengatakan seorang ajudan melekat pada atasannya.

"Ajudan itu melekat. Seleksi ajudan juga sangat dekat dengan keinginan atasan pengguna," ungkapnya.

Setelah pakaiannya saat hadir di debat capres jadi sorotan, di debat-debat berikutnya, Mayor Teddy terlihat mengenakan kemeja putih polos lengan panjang atau kemeja berwarna biru dongker.

Juga kemeja hitam saat kampanye akbar Prabowo-Gibran di Gelora Bung Karno (GBK), Sabtu (10/2/2024).

Saat itu, Mayor Teddy viral setelah menggendong seorang perempuan yang pingsan di tengah kerumunan agar mendapat pertolongan medis.

Tegur Dokter Berpangkat Kolonel

Mayor Teddy tegur seorang dokter pangkat kolonel hingga tersandar. (Kolase TribunTrends/Ist)

Aksi Mayor Teddy lain yang pernah menjadi sorotan saat menegur seorang dokter berpangkat kolonel.

Saat itu, Mayor Teddy bersama Prabowo yang tengah mendampingi Presiden Jokowi saat peresmian Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman di Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).

Saat Presiden Jokowi melintas, terlihat seorang dokter yang kemudian dipegang tangannya oleh Mayor Teddy.

Mayor Teddy kemudian tampak seperti mengatakan sesuatu kepada dokter tersebut yang belakangan diketahui berpangkat kolonel.

Adapun sosok dokter itu adalah Kolonel (CKM) dr. Gunawan Rusuldi, Sp.OG (K) Onk.

Setelah itu, sosok dokter yang diketahui bernama Kolonel (CKM) dr. Gunawan Rusuldi, Sp.OG (K) Onk itu tampak langsung terdiam.

Ia juga bersandar ke dinding setelah ditegur Mayor Teddy.

Video itu lantas viral dan menjadi perbincangan warganet di media sosial.

Sebagian warganet menilai sikap Mayor Teddy berlebihan kepada seniornya dan arogan meski saat itu ia dan Prabowo Subianto sedang mendampingi Presiden.

Menanggapi viralnya video tersebut, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan sebagai seorang ajudan Mayor Teddy sudah paham betul dan punya pertimbangan tersendiri dalam memberikan pengamanan, mendukung kelancaran acara, dan kenyamanan pimpinan.

Ia melanjutkan, sehingga saat itu Mayor Teddy perlu menginfokan hal-hal yang dirasa perlu disampaikan.

"Tidak ada yang salah, dan bukan bentuk arogansi," kata Kristomei, Kamis (22/2/2024).

Sementara itu, Kepala Biro Humas (Karo Humas) Setjen Kemhan, Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan, video tersebut terkait kegiatan Presiden RI didampingi Menhan pada saat berkeliling melihat fasilitas RSPPN Panglima Besar Soedirman.

Ia menjelaskan Mayor Teddy sebagai ajudan Menhan pada saat itu sedang menyampaikan Standard Operational Procedure (SOP) keprotokolan kepada dr Gunawan Rusuldi selaku Kepala Rumah Sakit. 

"Dihadapkan pada situasi dan kondisi di mana lorong jalan sempit dan terbatas, sementara banyak pejabat negara terutama Presiden dan Menhan yang melaluinya secara bersamaan."

"Maka apa yang dilakukan oleh Mayor Teddy masih sesuai dengan SOP yang berlaku," tambah Edwin, Jumat (23/2/2024).

(Tribunnews.com/Sri Juliati/Yohanes Listyo/Gita Irawan/Mario Christian Sumampow)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini