News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Konflik Palestina Vs Israel

Pakaian dan Makanan untuk Berbuka Puasa, Kebutuhan Pengungsi Gaza Palestina Paling Mendesak

Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana dapur umum untuk pengungsi Gaza.

Laporan Wartawan Tribunnews.com Eko Sutriyanto  

TRIBUNNEWS.COM, GAZA  - Paket makanan (Food Package) dan pakaian (Clothes Set) paling banyak dibutuhkan pengungsi di  Gaza Utara dan selatan yakni Jabalia, Bait Lahia, Bait Hanoon, Jabalia Camp, Shaikh Radwan, Shoja`yah, Rafah dan Khan Younis.

Kedua bantuan ini merupakan salah satu kebutuhan yang paling urgen saat ini mengingat mereka yang meninggalkan rumah mereka dengan tidak membawa barang apapun bahkan pakaian.

"Berdasarkan laporan relawan yang ada di sana, banyak warga yang berusaha kembali ke rumah mereka untuk mengambil pakaian namun banyak juga yang tidak bisa karena seluruh barang-barang mereka tertimbun rata oleh reruntuhan," kata Presiden Direktur International Networking for Humanitarian (INH), Luqmanul Hakim Luqman, Senin (25/3/2024).

INH merupakan salah satu lembaga kemanusiaan terus memberikan bantuan untuk penggungsi di Gaza.

"Kami terus mengupayakan penyaluran bantuan dari masyarakat Indonesia melalui tim INH yang tersisa di Jalur Gaza walaupun dengan berbagai kesulitan dan duka yang dialami relawan kami di lapangan," katanya.

Salah satunya menyalurkan seribu paket Iftar atau buka puasa setiap harinya selama ramadan untuk ribuan pengusi korban perang genosida Israel di wilayah Mawasi, Khan Younis, Gaza Selatan.

Luqmanul Hakim didampingi Manager Program INH, Ibnu Hafidz Bantuan mengatakan, paket iftar untuk masyarakat Gaza ini merupakan hasil penggalangan donasi INH dari masyarakat Indonesia baik dari program agresi maupun program ramadan 2024.

“Untuk satu porsi menu iftar ini bisa dikonsumsi kurang lebih tiga orang, jadi jika setiap hari kami distribusi seribu paket itu artinya bisa mencukupi pangan kurang lebih sebanyak tiga ribu pengungsi setiap hari,” kata Ibnu Hafidz.

Menurutnya, untuk special ramadan 1445 hijriyah ini, pihaknya menyediakan paket iftar yang terus didistribusikan baik di titik pengungsian yang ada di wilayah Selatan Gaza maupun titik lainya seperti di wilayah Gaza Utara yang merupakan zona merah sejak terjadinya serangan militer Israel diwilayah tersebut.

Bantuan Capai Rp 6,5 Miliar 

Luqmanul Hakim mengatakan, sejak Oktober 2023, INH terus mengampanyekan bantuan darurat agresi melalui dua platform baik di website INH maupun melalui  Kitabisa.

Per 21 Maret 2024, bantuan yang telah disalurkan dalam 5 bulan berkisar pada Rp6,5 miliar dengan jumlah penerima manfaat 75.986 KK atau setidaknya 379.930 warga di sepanjang Jalur Gaza bekerja sama dengan berbagai komunitas kemanusiaan serta relawan lokal.

"Kami terus berkordinasi setiap hari dengan tim di lapangan, memastikan bantuan sampai dan cepat," tambah Luqman.

Shuaib Abu Daqqa Koordinator INH Gaza menyatakan banyak terimakasih kepada masyrakat Indonesia yang terus memberikan dukungan untuk masyarakat di Jalur Gaza.

Menurutnya, puasa ramadan taun ini sangat kelam dan  mencengkam karena perang masih terus berlangsung.

"Kita berdiri dalam keadaan hormat dan syukur untuk Kitabisa dan rakyat Indonesia yang banyak membantu semoga menjadi berkah dan terus berdiri mendukung kami warga Jalur Gaza dalam perang ini terimakasih semoga Allah memberkahi kalian dan senantiasa diberikan kemudahan," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini