Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui. (QS. Ali Imran [3]:135).
Tidak ada manusia yang bersih dari salah dan dosa kecuali Rasulullah yang ma’shum. Setiap orang bisa salah, setiap orang bisa terperosok ke dalam dosa, setiap orang bisa berbuat maksiat. Yang paling penting adalah segera bertaubat; ingat Allah, memohon ampun kepada-Nya dan tidak mengulanginya lagi.
Kedua Memafkan manusia; Karakter orang bertaqwa yang kedua adalah adalah suka memaafkan.
وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ
“Dan memaafkan manusia: (QS. Ali Imran [3]:134).
Tak hanya mampu menahan marah, orang bertaqwa juga pandai memaafkan kesahalah orang lain. Dan memaafkan tidak akan menurunkan harga diri seseorang, ia justru menambah kemuliaan. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
وَمَا زَادَ اللَّهُ عَبْدًا بِعَفْوٍ إِلاَّ عِزًّا
“Tidaklah Allah menambahkan kepada seorang hamba sifat pemaaf melainkan akan semakin memuliakan dirinya” (HR. Muslim).
Memaafkan juga membuat hati lapang, penuh kedamaian dan mudah bahagia. Sebaliknya, tidak memaafkan alias mendendam akan memicu hormon kortisol yang mengakibatkan berbagai penyakit termasuk jantung, kanker dan stroke.
Ketiga Menahan marah; Karakter orang bertaqwa yang ketiga adalah menahan marah, mampu mengelola emosi.
وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ
dan orang-orang yang menahan amarahnya (QS. Ali Imran [3]:134).
Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk mampu mengelola emosi dengan baik. Puasa Ramadhan telah mendidik kita untuk bersabar, menahan diri dan tidak marah. Bahkan sekalipun ada orang-orang yang memprovokasi atau mengajak kita berkelahi.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ ، فَلاَ يَرْفُثْ وَلاَ يَجْهَلْ ، وَإِنِ امْرُؤٌ قَاتَلَهُ أَوْ شَاتَمَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّى صَائِمٌ
“Puasa adalah perisai, maka barang siapa sedang berpuasa janganlah berkata keji dan mengumpat. Jika seseorang mencela atau mengajaknya bertengkar hendaklah dia mengatakan: aku sedang berpuasa” (Muttafaq ’alaih)
Marah sering kali membuat orang hilang akal sehat, kata-kata tidak terkontrol, keputusan tidak bijak dan emosi tak terkendali. Puasa Ramadhan telah melatih kita untuk bisa menahan marah dan hendaknya itu terus menjadi karakter kita.
Secara medis, banyak penyakit yang muncul akibat dipicu oleh kemarahan. Mulai dari darah tinggi, kolestreol, hingga diabet. Sebab marah memicu hormon kortisol.