TRIBUNNEWS.COM - Koalisi pendukung Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka semakin gemuk.
Terbaru, NasDem dan PKB yang sebelumnya mengusung Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar dalam Pilpres 2024 resmi mengumumkan untuk bergabung ke koalisi Prabowo-Gibran.
Hal ini disampaikan di hari yang sama yaitu pada Kamis (25/4/2024) oleh Ketua Umum NasDem, Surya Paloh dan Cak Imin selaku Ketua Umum PKB.
Sehingga, jika ditotal, 10 partai masuk dalam koalisi 'gemuk' Prabowo-Gibran.
Adapun enam partai diantaranya adalah partai yang berada di parlemen yaitu Gerindra, Golkar, PKB, NasDem, Demokrat, dan PAN.
Sementara sisanya adalah partai di luar parlemen yaitu PSI, PBB, Garuda, serta Gelora.
Lalu, pada wawancara eksklusif dengan Tribunnews, Ketua Dewan Pakar PAN, Drajad Wibowo menyebut bahwa komposisi jatah menteri bagi para partai pendukung Prabowo-Gibran sudah disepakati bersama.
Baca juga: Ketimbang Ganjar, Mahfud Dinilai Lebih Berpeluang Gabung Kabinet Prabowo
Bahkan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah mengetahui jatah menteri bagi tiap partai pengusung Prabowo-Gibran.
"Kalau di KIM dengan Pak Prabowo dan Mas Gibran, dan juga diketahui Pak Jokowi (terkait jatah kursi menteri untuk partai) sudah disepakati bersama formulanya."
"Kalau portofolionya apa saja, itu masih geser-geser tapi intinya bincang-bincang formula dan struktur kabinet sudah ada," ujarnya.
Alhasil, menjadi pertanyaan bagaiamana komposisi jatah kursi menteri di Kabinet Prabowo-Gibran? Apakah mayoritas akan berisi dari unsur partai atau kombinasi antara kader partai pengusung dengan sosok yang berlatarbelakang profesional?
Pengamat: Kemungkinan Komposisi Menteri Prabowo-Gibran 55 Persen Partai, Sisanya Profesional
Pengamat politik dari Universitas Al-Azhar, Ujang Komarudin menilai mayoritas menteri di Kabinet Prabowo-Gibran berasal dari partai pengusung.
Menurutnya, menteri yang berasal dari partai sebesar 55 persen dan sisanya merupakan sosok berlatarbelakang profesional.