TRIBUNNEWS.COM - Taruna tingkat 1 Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Jakarta, Putu Satria Ananta Rustika (19), sempat curhat ke kekasihnya sebelum tewas dianiaya seniornya.
Putu ternyata tidak hanya sekali dianiaya oleh seniornya.
Pada Desember 2023, Putu Satria curhat ke sang pacar bahwa dirinya pernah dipukul seniornya.
Hal itu juga dikonfirmasi kuasa hukum keluarga Putu, Tumbur Aritonang.
Tumbur menuturkan, korban kerap menjadi incaran seniornya.
"Betul, sepertinya udah jadi kebiasaan di sana," ujar kuasa hukum keluarga Putu,Tumbur Aritonang, Kamis (9/5/2024), dikutip dari Wartakotalive.com.
Dalam curhatannya, Putu juga mengirimkan bukti berupa foto bagian dadanya yang sakit lantaran dipukuli.
"Arti percakapannya kurang lebih begini 'aku dipanggil terus sama senior, dipukulin terus-terusan. Sakit dadaku, ulu hati terus yang diincer'. Itu artinya," kata Tumbur.
Meski demikian, Tumbur tak bisa memastikan sudah berapa kali Putu mengalami kekerasan.
"Enggak dijelaskan di chat, tapi dari artinya mungkin lebih dari sekali," tutur dia.
Pesan Terakhir Putu
Baca juga: Keluarga Tersangka Penganiayaan Anaknya Belum Minta Maaf, Ibu Putu Satria: Tidak Ada Itikad Baik
Kabar meninggalnya Putu, membuat keluarganya di Bali kaget.
Ibu korban, Ni Nengah Rusmini terlihat meneteskan air mata saat memandangi foto masa kecil sang putra yang masih terpajang di tembok.
"Ini foto Rio (panggilan akrab Putu Satria), saat usia 4 tahun. Tangannya saat itu patah. Dia anak yang sangat bersemangat," ujarnya sembari menatap foto yang terpasang di kamar putranya itu, Rabu (8/5/2024).