"Tubuhnya banyak lebam, badan hingga tangan. Juga mulutnya pecah (luka)," ujar Rusmini yang juga tenaga medis di RSUD Klungkung, Rabu (8/5/2024), dikutip dari Tribun-Bali.com.
Rusmini menuntut keadilan dan meminta kasus putranya tersebut diusut tuntas.
Ia ingin terus memperjuangkan keadilan untuk sang putra yang meninggal dunia di tangan seniornya di STIP Jakarta.
Bahkan, ia sampai meminta tolong kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) hingga Kapolri Jenderal Listyo Sigit.
"Bapak presiden, bapak Kapolri, bapak Menteri Perhubungan, tolong bantu kami."
"Tolong usut kasus ini sampai tuntas, jangan sampai ada yang ditutup tutupi. Kami keluarga menuntut keadilan," ungkap Nengah Rusmini.
Selain itu, Rusmini juga meminta kepada rekan-rekan dan orang tua taruna di STIP, untuk tidak takut melaporkan tindakan kekerasan yang masih terjadi di sekolah kedinasan tersebut.
"Ibu-ibu taruna yang lain, ayo seperti janji kita saat bertemu di Jakarta. Katanya mau melapor dan siap buka-bukan (terkait kekerasan yang juga dialami anak mereka)."
"Jangan sampai ada seperti anak saya lagi, jangan lagi ada seorang ibu yang hatinya hancur karena kehilangan anaknya dengan cara seperti ini,"ungkap Rusmini dengan mata berkaca-kaca.
Ada 4 Tersangka Penganiayaan
Polres Metro Jakarta Utara menetapkan tiga tersangka baru dalam kasus penganiayaan Putu.
Putu dianiaya oleh seniornya sendiri di kampus pada Jumat (3/5/2024) pagi karena dianggap melakukan kesalahan.
Tegar pun telah ditetapkan sebagai tersangka utama oleh kepolisian pada Sabtu (4/5/2024).
Ia melakukan pemukuan hingga memasukkan tangan ke mulut Putu dengan maksud melakukan penyelamatan, tapi menyebabkan korban meninggal dunia.
Ternyata, selain Tegar, ada tersangka baru lagi dalam kasus penganiayaan tersebut.