Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDIP, Mayjen TNI (Purn) TB Hasanuddin meminta adanya investigasi dugaan adanya kelalaian paspampres di balik pria yang mencoba menerobos ke arah presiden Joko Widodo (Jokowi).
Diketahui, kejadian tidak terduga itu terjadi di RSUD Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara pada Selasa (14/5/2024) kemarin. Saat itu, seorang pria tidak dikenal mencoba menerobos Jokowi yang sedang wawancara bareng awak media dari belakang.
Mulanya, Hasanuddin menyayangkan paspampres bisa kecolongan soal pria yang mencoba menerobos Presiden Jokowi. Seharusnya, kejadian itu tidak boleh terjadi.
"Itu tidak boleh terjadi ada orang menerobos, apalagi menerobosnya dari belakang. Kalau penerobos dari depan, semua orang bisa lihat," kata Hasanuddin saat dikonfirmasi, Rabu (15/5/2024).
Ia menjelaskan bahwa paspampres seharusnya bisa memberikan penjagaan yang lebih ketat di titik yang tidak bisa diperkirakan. Satu di antaranya adalah dari belakang.
"Biasanya petugas pengamanan yang harus lebih ketat bila terjadi penerobosan di tempat yang tidak bisa diperkirakan. Salah satunya dari belakang. Harusnya ini menjadi fokus pengawasan itu. Jadi menurut hemat saya paspampres harus meningkatkan lagi kewaspadaan dan kemampuan taktis di dalam mengamankan VVIP," ungkapnya.
Di sisi lain, ia pun tidak setuju jika Komandan Paspampres harus dicopot gara-gara kejadian itu.
Sebaliknya, ia mendukung adanya investigas internal untuk mengusut kesalahan yang terjadi.
"Kalau soal pergantian jabatan ya tidak bisa serta merta begitu. Harus ada investigasi intern, kesalahannya dimana. Karena dalam proses yang saya tahu belasan tahun saya mengamankan presiden ada prosedur dulu. Si A disini, si B disini, tim ini disini, unit ini disini. Nah orang itu lewat mana dan kok bisa lewat," jelasnya.
Lebih lanjut, Hasanuddin menyatakan bisa saja kelalaian terjadi pada anggota paspampres. Namun, hal ini tentunya baru bisa terjawab setelah adanya investigasi internal.
"Kalau misalnya komandannya sudah memerintahkan kamu disana tapi misalkan tidak dilaksaksanakan berarti prajurit itu yang salah. Tidak serta merta komandannya yang salah. Jadi kita professional saja diadakan investigasi. Kecuali tidak ada konsep pengamanan pada saat itu yaitu komandan yang bertanggung jawab ya," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pihak Paspampres angkat bicara terkait adanya seorang pria yang mencoba mendekati Presiden Joko Widodo (Jokowi) dari belakang di Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra), Selasa, (14/5/2024).
Asintel Paspampres Kolonel Kav Herman Taryaman mengatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi saat Presiden akan menyampaikan keterangan pers kepada media di RSUD Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Selasa (14/5/2024).