News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kunjungan Kerja ke Roma, Kementan Temui IFAD Bahas Upaya Lanjutan Pembangunan di Sektor Pertanian

Penulis: Reza Deni
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi dan Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) sekaligus Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti berbincang dengan Donald Brown selaku Associate Vice President Program Management IFAD

Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) bersama dengan Komisi IV Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) melakukan kunjungan kerja dengan pemangku kepentingan di Italia. 

Salah satu agenda kunjungan tersebut adalah melakukan koordinasi dengan International Fund for Agricultural Development (IFAD) terkait kerja sama yang telah dilakukan dengan Kementan. 

Adapun IFAD merupakan organisasi internasional yang menaruh perhatian pada masalah pertanian di negara berkembang, dengan memberikan pinjaman dan hibah untuk proyek-proyek pertanian. 

IFAD memberikan investasi bagi masyarakat pedesaan, memberdayakan untuk meningkatkan keamanan pangan, meningkatkan nutrisi keluarga, dan meningkatkan pendapatan. 

Selain itu, IFAD juga membantu membangun ketahanan, memperluas bisnis dan bertanggung jawab atas pengembangan diri. 

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi mengatakan bahwa sektor pertanian adalah sektor yang menjanjikan sehingga akan membutuhkan banyak SDM. 

"Melalui kerja sama, bidang pertanian akan terus meningkatkan kualitas dan kapasitas sumber daya manusianya untuk mendukung pertanian yang maju, mandiri, dan modern," ujar Dedi kepada wartawan, Rabu (22/3/2024).

Dedi lalu menyinggung Program YESS (Youth Entrepreneurship and Employment Services Programme) sebagai sebuah program pemberdayaan yang mendukung regenerasi petani di pedesaan melalui penyediaan fasilitas dan bimbingan kepada generasi muda untuk menjadi wirausahawan atau tenaga kerja di sektor pertanian. 

Program tersebut, dikatakan Dedi, akan mendukung para pemuda pedesaan, khususnya yang berasal dari latar belakang ekonomi miskin dan rentan miskin.

"Untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pemuda untuk memanfaatkan peluang bursa kerja dan usaha pada sektor pertanian, memfasilitasi pemuda dalam akses pasar; memfasilitasi pemuda dalam akses permodala, dan menghasilkan profil SDM Pertanian yang profesional, mandiri, berdaya saing dan berjiwa wirausaha," katanya.

Dedi pun menjelaskan soal kolaborasi antara program YESS dan program milik IFAD, yakni Rural Empowerment and Agricultural Scalling-up Innitiative (READSI)

Adapun READSI bertujuan menurunkan tingkat kemiskinan petani melalui kegiatan pemberdayaan dan pemanfaatan sumber daya pedesaan, yang meliputi pembangunan pertanian, perbaikan gizi dan kesehatan masyarakat, serta pengembangan keuangan mikro pedesaan guna meningkatkan pendapatan di sektor pertanian secara berkelanjutan.

"Ini adalah program kerja sama Kementan melalu Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) dengan IFAD," katanya.

Didampingi oleh Kepala Pusat Pendidikan Pertanian (Pusdiktan) sekaligus Direktur Program YESS Idha Widi Arsanti, Atase Pertanian Roma, dan Ketua Tim Kerja Kerjasama BPPSDMP, Dedi diterima oleh Donald Brown selaku Associate Vice President Program Management dan Rheehana Raza selaku Regional Director IFAD

Mereka membahas terkait perkembangan Program YESS dan READSI. Donald mengatakan keberhasilan YESS diakui oleh IFAD dan ⁠READSI juga diberikan support untuk perpanjangan. 

"Saya sangat mengapresiasi keberhasilan kerja sama luar negeri dengan Kementan," ujar Donald.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini