News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus DBD Terus Melonjak, Vaksin Dengue Bisa Jadi Solusi Kurangi Potensi Rawat Inap

Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Willem Jonata
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi nyamuk malaria enesis

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Diprediksi kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia akan terus melonjak.

Tercatat, angka kematiannya meningkat hingga 3 kali lipat dibanding tahun sebelumnya.

Hingga Mei 2024, terdapat lebih dari 91 ribu kasus dan 641 kematian akibat DBD.

Karena itu, selain melakukan 3M (Menguras, Menutup, dan Mengubur), upaya melindungi diri melalui vaksinasi menjadi langkah strategis yang bisa dilakukan masyarakat. 

Baca juga: 683 Orang Terjangkit DBD di Denpasar Bali, 5 Orang Dinyatakan Meninggal

Dokter dr. Monica Cynthia menjelaskan, vaksin menjadi solusi preventif yang terbukti efektif untuk melindungi diri dari DBD.

Berbagai studi melaporkan bahwa antibodi yang ada di dalam vaksin dapat melemahkan virus dengue sehingga menghindarkan pasien dari komplikasi serius yang dapat timbul dari penyakit ini.

Menurut data dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia RI (BPOM RI), vaksin dengue memiliki efikasi hingga 80,2 persen untuk pencegahan penyakit DBD. 

"Selain melindungi dari infeksi, vaksin DBD juga mampu mencegah kasus rawat inap akibat virus Dengue hingga 95,4 persen. Hal ini menandakan bahwa vaksin dengue memiliki peran penting dalam upaya pencegahan kasus DBD di masyarakat," kata dr Monica, Senin (27/5/2024).

Ia mengatakan, vaksin dengue dapat diberikan kepada masyarakat berusia 6 hingga 45 tahun yang memiliki kondisi sehat serta tidak memiliki alergi vaksin saat dilakukan vaksinasi.

Namun, vaksin dengue tidak disarankan bagi individu yang tengah hamil, mengalami kondisi imunokompromais (kanker dalam kemoterapi, steroid dosis tinggi, imunodefisiensi primer) dan penderita HIV yang tidak dalam terapi ARV. 

“Setelah melakukan vaksinasi, mungkin akan muncul beberapa efek samping seperti nyeri di tempat suntikan, sakit kepala, malaise, demam ringan, dan lain-lain. Namun, apabila itu terjadi, masyarakat dapat berkonsultasi dengan dokter,” tambah dr. Monica.

Chief Operating Officer Halodoc Veronica Sari Utami mengatakan sebagai pelaku industri kesehatan yang berkomitmen untuk bantu masyarakat tetap sehat, pihaknya ingin turut berperan dalam upaya penanganan lonjakan kasus DBD. 

"Layanan Home Lab & Vaksinasi ini kami harap dapat mendukung upaya pemerintah dalam pencegahan penyakit DBD," ujar Veronica.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini