TRIBUNNEWS.COM - Aksi genosida Israel terhadap Palestina masih terus berlanjut. Kebiadaban ini mendorong masyarakat di berbagai belahan dunia untuk melanjutkan perlawanan terhadap penggunaan produk-produk perusahaan yang mendukung dan terafiliasi dengan Israel melalui gerakan BDS (Boycott, Divestment and Sanctions).
Lembaga sosial Aqsa Working Group (AWG) menjadi salah satu pihak yang memberikan perhatian serius dalam gerakan boikot global terhadap Israel.
Sebagai bagian dari gerakan kemanusian untuk Palestina, baru-baru ini AWG menggelar webinar yang mengusung tema “Gerakan Boikot Global, Strategi Melawan Penjajahan Zionis Israel”, pada Senin (27/05/2024).
Aktivis Gerakan Boikot Global Yaman, Ustaz Hani Yahya, menjadi salah satu pembicara dalam webinar tersebut. Ia menjelaskan bahwa gerakan boikot ini merupakan salah satu gerakan yang paling ampuh untuk melumpuhkan dan melemahkan Israel. Sebab, berbagai pihak di belahan dunia telah menyadari bahwa gerakan boikot ini telah sukses menyebar ke berbagai lapisan masyarakat.
“Tercatat lebih dari 100 perusahaan dari negara-negara Eropa dan Amerika yang tergabung dan menyokong kejahatan-kejahatan keji Israel ke anak-anak di Gaza dan Palestina,” ujar Hani Yahya.
“Melihat kondisi ini, baik umat muslim maupun non-muslim menunjukkan kemarahan dan ketidaksukaan yang sangat nampak jelas di hadapan dunia kepada Israel. Salah satu gerakan yang paling strategis adalah memboikot melalui jalur perdagangan karena ampuh untuk melumpuhkan kekuatan ekonomi mereka agar tidak terus menyerang Palestina,” sambungnya.
Baca juga: Komitmen Dukung Boikot Israel, Baznas Perketat Syarat Penyaluran Donasi Palestina
Pentingnya melakukan boikot secara efektif
Pada kesempatan yang sama, Ketua Presidium AWG Nur Ikhwan Abadi menyebut bahwa AWG mendapat banyak pertanyaan dan masukan dari masyarakat tentang apa yang harus diperbuat, khususnya untuk gerakan boikot ini.
“Untuk itu, kita perlu mengetahui seperti apa sebenarnya gerakan boikot ini dan bagaimana agar gerakan ini bisa berjalan dengan baik. Karena kita tidak mau asal boikot produk,” ungkap Nur Ikhwan dalam sambutannya.
Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) MUI Ikhsan Abdullah, yang turut hadir di webinar ini sebagai pembicara, juga mengatakan bahwa gerakan boikot global dinilai paling efektif untuk melumpuhkan ekonomi zionis Israel, yang memang sangat bergantung pada perdagangan dan investasi internasional.
Untuk itu, Ikhsan mengingatkan umat Islam di Indonesia dan seluruh dunia untuk tetap aktif memboikot produk zionis Israel dan semua yang terafiliasi.
“Gerakan ini sebagai wujud perjuangan dalam membantu rakyat Palestina, khususnya di Gaza yang sudah delapan bulan mengalami penderitaan luar biasa akibat genosida zionis Israel,” jelas Ikhsan.
Di saat yang sama, Ikhsan menyebut perlu adanya keseragaman informasi daftar boikot produk perusahaan multinasional pendukung zionis Israel pasca terbitnya Fatwa Nomor 83 Tahun 2023 tentang Hukum Dukungan terhadap Perjuangan Palestina.
“Umat Muslim Indonesia perlu kejelasan terkait ketidakseragaman informasi tentang mana saja produk perusahaan multinasional asing pendukung Israel tersebut. Jangan sampai ketidakseragaman ini berlanjut dan justru membuka celah bagi perusahaan pendukung Israel untuk berkelit,” ujar Ikhsan.