Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, ENDE - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menepis tudingan yang menyebut partainya berupaya memisahkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan presiden terpilih 2024, Prabowo Subianto.
Hasto pun menuding balik organ relawan Pro Jokowi (Projo) tidak memahami partai politik sehingga menuduh PDIP ingin memisahkan Jokowi dan Prabowo.
Diketahui, Bendara Umum Pro Jokowi (Projo) Panel Barus menuding PDIP tengah menggunakan politik belah bambu untuk memisahkan Jokowi dan Prabowo.
"Ya Projo kan bukan partai, jadi kami enggak pernah menerapkan hal-hal tersebut," kata Hasto saat ditemui usai menghadiri upacara Hari Lahir Pancasila di Taman Perenungan Bung Karno, di Kabupaten Ende, Nusa Tenggara Timur (NTT), Sabtu (1/6/2024).
Baca juga: GP Ansor dan Banser Bakal Bertindak Jika Jokowi Disakiti, Begini Reaksi PDIP
Hasto pun menegaskan partai pimpinan Ketua Umum Megawati Soekarnoputri ini berpijak pada dua hal, yakni hukum dan demokrasi.
Sehingga, politisi asal Yogyakarta ini menolak tudingan Projo yang menyebut PDIP ingin memisahkan Jokowi dan Prabowo.
"Kami ini tegak lurus pada jalan hukum, pada jalan demokrasi," jelas Hasto.
Diberitakan, Bendahara Umum Projo Panel Barus menuding PDIP ingin memisahkan Presiden Joko Widodo dan presiden terpilih Prabowo Subianto.
Menurutnya, PDIP tengah berupaya memecah belah kedua figur tersebut.
“Kalau dalam bahasa saya dalam Rakernas V kemarin kan, PDI-P memainkan taktik belah bambu begitu,” kata Panel, seperti dikutip dari Kompas.com.
Baca juga: Saat PDIP Mulai Melunak ke Prabowo Tapi Tetap Keras ke Jokowi
“Kita menduga ada upaya untuk memisahkan Pak Jokowi dengan Pak Prabowo,” sambung dia.
Dia menyebutkan, upaya itu nampak dari pidato pembukaan dalam Rekernas V PDIP di Beach City International Stadium, Ancol, Jakarta Utara, Jumat (24/5/2024).
Pidato itu disampaikan oleh Megawati Soekarnoputri. Bagi Panel, pidato pembukaan itu banyak menyampaikan statement politik yang berisi serangan pada Jokowi.
“Kita perhatikan secara spesifik, serangan hanya ditujukan kepada Pak Jokowi,” kata Panel Barus.