News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Menko Airlangga Ajak Singapura Jadi Jangkar Perdamaian Stabilitas Asean dan Kawasan Indo-Pasifik

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto bersama Deputi Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong saat pertemuan Ministerial Meeting of Indonesia–Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG), di Singapura pada Jumat (7/6/2024).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia Airlangga Hartarto memimpin pertemuan Ministerial Meeting of Indonesia–Singapore Six Bilateral Economic Working Groups (MM 6WG), pada Jumat (7/6/2024).

Bersama Deputi Perdana Menteri Singapura Gan Kim Yong, pertemuan ini merupakan agenda tahunan Pertemuan Tingkat Menteri dalam kerangka kerja sama ekonomi bilateral antara Indonesia dan Singapura. 

Dalam pembukaan pertemuan, Deputi PM Singapura Gan Kim Yong menyampaikan harapan agar hubungan erat Indonesia dan Singapura selama ini untuk dapat terus dikembangkan di tengah tantangan yang ada saat ini.

Tentunya, sekaligus membuka berbagai peluang baru untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi kedua negara.

“Saya ucapkan terima kasih atas keramahtamahan serta penyelenggaraan pertemuan IPEF yang sangat baik, termasuk pertemuan bilateral ini. Secara resmi saya juga mengucapkan selamat atas pengangkatan Anda sebagai Deputi Perdana Menteri disamping melanjutkan jabatan sebagai Menteri Perdagangan dan Perindustrian,” kata Menko Airlangga dalam Plenary Meeting Indonesia-Singapura Six Bilateral Economic Working Groups di Singapura, Jumat.

Pertemuan tingkat Menteri kerja sama ekonomi bilateral 6WG sendiri sudah terlaksana sebanyak 13 kali dimana pertemuan terakhir diadakan di Semarang, Jawa Tengah pada pertengahan Agustus tahun 2023 lalu. 

Lebih lanjut, kerja sama bilateral 6WG bertujuan untuk meningkatkan kerja sama ekonomi kedua negara yang mencakup peningkatan kerja sama di kawasan Batam, Bintan, Karimun (BBK) serta KEK lainnya, peningkatan investasi, peningkatan kerja sama bidang transportasi, kerja sama di bidang tenaga kerja, kerja sama di bidang agribisnis, serta peningkatan kerja sama di bidang pariwisata.

Dalam kesempatan itu, Menko Airlangga menjelaskan bahwa dalam sepuluh tahun ke depan Indonesia berkeinginan untuk masuk ke dalam 10 besar negara dengan ekonomi terbesar di dunia. 

Untuk dapat mencapai hal tersebut, Indonesia membutuhkan pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 6 persen hingga 7 persen, sehingga Indonesia membutuhkan lebih banyak
investasi. 

Pencapaian tersebut juga memerlukan dukungan dan kolaborasi yang lebih baik
lagi dengan Singapura.

“Indonesia juga akan terus mengupayakan untuk memelihara stabilitas dan perdamaian di kawasan Indo-Pasifik sebagaimana halnya juga di kawasan ASEAN. Saya yakin bahwa Indonesia bersama Singapura dapat menjadi jangkar,” ungkap Airlangga.

Lebih jauh, Airlangga juga menyampaikan perkembangan terkait aksesi Indonesia untuk menjadi anggota pertama dari ASEAN di Organization of Economic Co-operation and Development (OECD), maupun upaya Indonesia dalam mengakses keanggotan Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP). 

Dengan dukungan Singapura, Airlangga juga berkeyakinan Indonesia dapat menjadi anggota OECD maupun CPTPP dalam waktu yang tidak terlalu lama lagi.

Terkait sejumlah kemajuan yang telah dihasilkan oleh ke-enam working group kerja sama bilateral Indonesia-Singapura, Airlangga menyebutkan keberadaan investasi Data Center di Nongsa Digital Park, Batam.

“Untuk membedakan dengan industri sejenis, selain menjadi pusat Data Center, Nongsa Digital Park juga dijadikan pusat pelatihan dan pendidikan bagi talenta digital di Batam,” ujar Ketua Umum Golkar ini.

Selain itu, Airlangga menyampaikan bahwa dalam rangka mendukung mobilitas investor Singapura ke Indonesia, telah diberikan kemudahan regulasi multiple entry visa bagi
tenaga ahli Singapura yang melakukan kunjungan rutin melalui Visa D17 serta skema koordinasi lintas Kementerian/Lembaga terkait dengan pemberitahuan kedatangan kunjungan tenaga ahli ke Kawasan BBK.

Pada pertemuan itu, juga disinggung mengenai Kendal Industrial Park (KIP) yang sejak diubah menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah membuat nilai KIP meroket dan menciptakan banyak multiplier effect. 

Dimana, pertumbuhan eksponensial tersebut berkaitan langsung dengan insentif finansial yang diberikan di KEK dalam bentuk fasilitas perpajakan seperti tax holiday dan tax allowance. 

Saat ini terdapat sebanyak 100 pelaku usaha serta nilai investasi sebanyak Rp. 43,8 triliun di KIP.

Baca juga: Singapura Hadapi Lonjakan Covid-19 Drastis, Pakar: Umumnya Alami Gejala Ringan

“Kami sangat menghargai proses yang berjalan saat ini, karena proses tersebut merupakan perjalanan itu sendiri. Six Bilateral Economic Working Groups juga telah menghasilkan kemajuan yang sangat berarti, dan saya berterima kasih kepada tim kedua negara yang telah bekerja keras untuk mencapai hal itu,” pungkas Airlangga.

Pertemuan tersebut diakhiri dengan penandatanganan dokumen Joint Report to Leaders, sebagai laporan kedua menteri kepada pemimpin kedua negara mengenai capaian dan perkembangan kerja sama bilateral ekonomi 6WG.

Turut hadir mendampingi Airlangga dalam pertemuan tersebut diantaranya yakni Duta Besar RI untuk Singapura Suryopratomo, Sesmenko Perekonomian Susiwijono Moegiarso, Staf Khusus Bidang Percepatan Pengembangan Wilayah, Pembangunan Infrastruktur, dan Investasi Kemenko Perekonomian Wahyu Utomo, Juru Bicara Kemenko Perekonomian Haryo Limanseto, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Asia Kemenko Perekonomian Bobby C. Siagian.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini