Hasiolan EP/Tribunnews.com
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mendorong agar konten-konten Governance Public Relations (GPR) mengedepankan prinsip Educating (Mendidik), Empowering (Memberdayakan), Enlightning (Mencerahkan) serta membangun Nasiobalisme (3E+1N).
Hal ini dikatakan Direktur Pengelolaan Media Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kominfo Nursodik Gunarjo saat membuka kegiatan bertajuk “Merawat Indonesia dengan Berita Mencerahkan di Labuan Bajo Nusa Tenggara Timur, dikutip Jumat (14/6/2024).
Dalam produksi konten berita misalnya, keberhasilan ataupun kendala harus disampaikan dengan baik menggunakan narasi yang santun.
Berita maupun konten di media sosial yang positif dibutuhkan sebagai bentuk tanggung jawab untuk berkontribusi mencegah masifnya berita-berita tidak baik.
“Jika tidak rajin mengunggah berita-berita baik, maka konten yang menguasai algoritma pemberitaan itu konten yang tidak baik. Ini bukan hanya soal tanggung jawab saja, tetapi juga dapat berkontribusi sebagai orang baik yang aktif mengunggah berita baik,” ujar Nursodik.
Kepada peserta kegiatan yang sebagian besar adalah pengelola media center daerah, ditegaskan Nursodik ada potensi besar yang harus dimanfaatkan menghasilkan berita-berita baik.
Misalnya mudahnya akses ke kepala daerah untuk memperoleh informasi yang bersifat A-1.
Meski begitu Nursodik mengingatkan prinsip jurnalistik 5W+1H tetap harus disertakan dalam membuat berita atau konten.
Kepala Dinas Kominfo Kabupaten Manggarai Barat Nusa Tenggara Timur (NTT) Paulus Setahu menyambut positif pelaksanaan kegiatan Jarkom.
Sebagai kabupaten dengan luas 9.640 km2 dan jumlah penduduk sebanyak 275.903 jiwa, Kabupaten Manggarai Barat mempunyai potensi pariwisata Labuhan Bajo.
Berita maupun informasi yang baik tentu saja dibutuhkan mendukung pengembang pariwisata Labuhan Bajo.
“Manfaat besar dari kegiatan ini sangat dirasakan untuk kami dalam mengelola pemberitaan yang mencerahkan dan bermanfaat. Semoga tahun depan Kominfo bisa kembali melaksanakan kegiatan serupa di Labuhan Bajo Kabupaten Manggarai Barat,” pungkas Paulus.
Redaktur Pelaksana Portal Berita Info Publik Taofiq Rauf mengingatkan perlunya para pengelola komunikasi di daerah khususnya yang tergabung dalam jaringan Infopublik (Media Center Daerah) yang juga disebut sebagai pejuang informasi, membuat pemberitaan atau konten yang memiliki nilai-nilai yang bermanfaat kepada masyarakat.
“Oleh karenanya, kita hendaknya bisa memberikan pemahaman yang lebih baik kepada masyarakat. Adalah tanggung jawab kita untuk membuat berita atau konten yang baik dan positif,” jelas Taofiq.
Hal ini perlu, kata Taofiq, mengingat cara-cara manipulatif dan menyihir orang percaya berdasarkan prinsip-prinsip di luar penalaran dan akal sehat, semakin tumbuh subur.
Imbasnya kebenaran, fakta dan bukti tidak terlalu penting sepanjang narasi, cerita dan pemikiran diterima berdasarkan kesamaan pandangan, pikiran dan keyakinan.
Di sisi lain, Taofiq menyatakan di era kian masifnya media sosial, masyarakat merupakan konsumen, produsen, sekaligus distributor informasi.
“Publik bisa diajak berpartisipasi mengunggah berita-berita baik dari daerah melalui media sosial miliknya,” kata Taofiq.
Baca juga: Pegadaian Berhasil Borong 3 Penghargaan di Ajang Public Relations Indonesia Awards 2024
Media sosial pun dikatakannya perlu dimanfaatkan mengingat saat ini masyarakat lebih banyak memanfaatkan media sosial untuk mencari informasi.
“Hampir semua media juga memiliki media sosial. Pengelolaan media sosial menjadi penting karena masyarakat semakin bermain di media sosial,” pungkasnya.