Anak itu, menyebut ayahnya merupakan seorang atheis atau tidak mengenal Tuhan. Apakah nanti akan masuk surga, tanya anak itu kepada Paus.
"Paus itu kan, pada waktu itu, ketika hadir itu kan sebagai pembuka agama, dia punya otoritas dong mengatakan surga neraka dari perspektif agama yang diyakini Paus," ucapnya.
"Tapi, jawaban Paus itu, menurut saya sangat bikin terenyuh, ya, mengejutkan."
"Beliau itu bilang bahwa, ya, Tuhan itu kan baik,"
"Bapakmu itu orang baik, dan Tuhan itu tidak akan mungkin menelantarkan anaknya."
"Menurut saya, jawaban seperti itu kan nggak menghakimi siapapun. Yang bijak dan adem, gitu," ungkapnya.
Aktivis Gusdurian juga menilai, Paus Fransiskus memiliki sikap progresif tentang kemanusiaan dan cinta lingkungan.
Hal itu bisa dilihat dari lahirnya dokumen gereja, Laudato Si. Dokumen itu membahas tentang bagaimana seharusnya mencintai sesama ciptaan.
"Nah, sesama ciptaan itu dalam Laudato Si itu tidak dibatasi hanya sesama manusia, gitu. Bahkan kita juga harus mencintai tumbuhan, hewan, kayak habluminan nas, habluminanloh, gitu-gitunya kalau di agama kita," kata Dewi.
Perempuan berhijab ini juga mengulas gebrakan progresif Paus Fransiskus yang turut mengeluarkan dokumen Fratelli Tutti.
"Paus mengeluarkan gebrakan-gebrakan yang progresif, tapi bagi saya, tidak meninggalkan kecintaannya terhadap agamanya, tidak meninggalkan perannya sebagai pemimpin agama."
"Jadi, kedatangan Paus itu ya harus kita sambut dengan baik, menurut saya," ucap Dewi.
"Tanpa perlu melihat agamanya apa. Tapi, kita lihat bagaimana sosoknya, pemikiran-pemikirannya kemajuan dunia ini," ucapnya.
Dirinya berahap dengan adanya kunjungan Paus Fransiskus tentu semakin membuka cakrawala pemikiran bahwa agama itu jalan manusia menyembah dan menghamba Tuhan.
Bukan hanya kepada Tuhan saja tapi sesama ciptaan Tuhan umat manusia tetap harus saling berhubungan.
Simak wawancara Host Tribun Network Geok Mengwan dengan Dewi Praswida.(*)