TRIBUNNEWS.COM - Simak sejumlah amalan sunnah, doa yang dipanjatkan, dan larangan pada hari tasyrik.
Hari tasyrik merupakan tiga hari setelah hari raya Idul Adha yakni tanggal 11, 12, dan 13 Dzulhijjah.
Tasyrik atau tasyriq dalam bahasa Arab merupakan patron kata masdar dari “syarraqa” yang memiliki arti “matahari terbit atau menjemur sesuatu”.
Tasyrik juga diartikan dengan penghadapan ke arah timur (arah sinar matahari).
Jumhur ulama menyatakan disunnahkan takbiran setelah salat fardhu di hari-hari tasyrik.
Selain karena itu bagian dari amal shalih, juga secara praktik ada beberapa shahabat yang sudah melakukannya.
Lantas, apa saja amalan sunnah hari tasyrik?
Amalan Sunnah
Inilah amalan sunnah hari tasyrik, dikutip dari laman ntb.kemenag.go.id dan YouTube Tribunnews.com:
1. Menyembelih Hewan Kurban
Melaksanakan amalan sunnah untuk berkurban terutama bagi umat Islam yang mampu.
Baca juga: Mengenal Apa Itu Hari Tasyrik, Larangan Berpuasa di Tiga Hari setelah Hari Raya Idul Adha
Dengan berkurban, juga akan berbagi kenikmatan kepada orang-orang di sekitarnya berupa hidangan istimewa dari hewan sembelihan.
2. Menikmati Hidangan Makan dan Minum
Setiap umat muslim diwajibkan menikmati makan dan minum saat memasuki hari tasyrik.
Makan dan minum pada hari tasyrik menjadi bentuk syukur atas nikmat yang diberikan Allah SWT.
Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yang artinya:
“Hari-hari tasyrik adalah hari menikmati makanan dan minuman."
Karena hari tasyrik merupakan hari makan dan minum, maka diharamkan untuk berpuasa.
Dari riwayat Abu Hurairah RA, Rasulullah mengutus Abdullah bin Hudzaifah untuk mengelilingi Kota Mina dan menyampaikan:
“Janganlah kamu berpuasa pada hari ini (tasyrik) karena ia merupakan hari makan, minum, dan berzikir pada Allah.”
3. Silaturahmi
Pada hari Tasyrik, umat Islam juga dianjurkan untuk bersilaturahmi dengan kerabat.
Silaturahmi yang dimaksud yakni saling mengunjungi untuk mempererat tali persaudaraan.
Namun, kini silaturahmi juga dapat dilakukan melalui media sosial.
4. Memperbanyak Syukur Nikmat
Segala pemberian dari Allah SWT merupakan sebuah karunia.
Sehingga, semua karunia yang diberikan tersebut harus disyukuri.
Allah berfirman:
لَئِن شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِن كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِى لَشَدِيدٌ
La in syakartum la azidannakum wala in kafartum inna adzabi lasyadid.
Artinya:
"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih."
Selain bersyukur, umat Islam juga harus menerima segala ketentuan dari Allah SWT.
5. Meningkatkan Taat dan Takwa
Hari Tasyrik menjadi momen untuk meningkatkan ketaatan kepada Allah SWT.
Hari Tasyrik adalah rangkaian dari Yaumul Qadhiyah, di mana ujian dan cobaan, terutama bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.
Pada hari tasyrik, kita disarankan untuk senantiasa meningkatkan taat kepada Allah SWT.
Hal itu agar kita memiliki nilai yang sama atau setidaknya mendekati para nabi-nabi yang luar biasa ketaatan dan ketakwaannya.
Baca juga: Jadwal Hari Tasyrik setelah Idul Adha, Umat Muslim Dilarang Berpuasa
6. Perbanyak Doa dan Zikir
Hari tasyrik menjadi waktu dijabahnya doa.
Sehingga, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak berdoa dan berzikir.
Zikir merupakan amalan ringan yang dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja.
Zikir sebagai cara untuk selalu mengingat Allah SWT.
Saat hari tasyrik, zikir dilantunkan pada saat takbiran, membaca tasmiyah (bismillah) dan takbir saat memotong hewan kurban.
Kemudian, perbanyaklah berdoa di hari tasyrik, karena setiap doa dan permohonan ampun akan dikabulkan Allah SWT.
Terutama doa yang dapat dipanjatkan adalah doa sapu jagat untuk memohon keselamatan dunia dan akhirat yaitu:
Rabbana, atina fid dunya hasanah, wa fil akhirati hasanah, waqina adzaban naar.
Artinya: “Ya Allah, berikan kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat. Dan jagalah kami dari siksa api neraka.”
Larangan Hari Tasyrik
Dilansir laman MUI, hari tasyrik erat kaitannya dengan Hari Raya Idul Adha.
Pada waktu tersebut, umat Islam dilarang untuk berpuasa.
Larangan itu selaras dengan pelaksanaan kurban itu sendiri.
Larangan puasa di hari tasyrik disebabkan waktu tersebut sangat dianjurkan untuk menikmati berbagai hidangan dan olahan dari daging kurban.
Dalam Haditsnya, Rasulullah pernah mengabarkan terkait larangan ini sebagai berikut:
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ قَالَا لَمْ يُرَخَّصْ فِي أَيَّامِ التَّشْرِيقِ أَنْ يُصَمْنَ إِلَّا لِمَنْ لَمْ يَجِدْ الْهَدْيَ
“Dari Ibnu ‘Umar radhiyallahu anhuma, keduanya berkata: “Tidak diperkenankan untuk berpuasa pada hari Tasyrik kecuali bagi siapa yang tidak mendapatkan hewan qurban ketika menunaikan haji.” (HR. Bukhari, no. 1859)
(Tribunnews.com/Nuryanti)