Lebih lanjut, Imam menyayangkan video arahan tertutup tersebut dipotong dengan tidak bertanggung jawab dan menghilangkan konteks keseluruhan sambutan dari Mardiono.
Dan lebih disayangkan lagi karena diedarkan di media sosial dan media massa sehingga berpotensi memperkeruh suasana dan mengganggu citra partai.
Dia menyesalkan ada pihak-pihak yang tidak mengikuti kesepakatan dan hasil putusan Rapimnas IX DPP PPP yang semangatnya kontemplatif dan konsolidatif khususnya dalam menghadapi Pilkada 2024 yang juga di depan mata.
"Kami justru menyayangkan masih ada pihak-pihak keluarga besar PPP baik dari oknum GPK maupun pengurus DPC yang belakangan muncul di media memberikan pernyataan provokatif jauh dari semangat persatuan," ujarnya.
Imam menilai, pihak -pihak yang terlibat dalam penyebaran potongan video dalam arahan tertutup Plt Ketum PPP diminta untuk bertabayyun dan tidak melakukan aksi-aksi non-konsolidatif yang justru dapat merusak citra partai dari dalam, dan memicu perpecahan.
Sebab, lanjut Imam, konteks pidato utuh dari Plt Ketum PPP dalam arahan tertutup ialah berkontemplasi bersama dan tidak saling menyalahkan.
"Di pidato penutupan Rapimnas dengan penuh kerendahan hati Pak Mardiono justru meminta maaf atas nama pribadi dan sebagai Ketua Umum bahwa hasil pileg 2024 belum sesuai ekspektasi, Pak Mar mengajak semua bersatu untuk menang besar di Pilkada dan meraih kejayaan di Pileg 2029," pungkasnya.
Baca juga: DPP PPP Mulai Seleksi Bakal Calon Gubernur untuk Pilkada 2024
Adapun dalam potongan video yang diunggah di akun YouTube Adrian Harahap, Mardiono terlihat mengenakan peci hitam dan jas hijau resmi partai. Dia berpidato di atas mimbar dengan logo PPP.
Berikut potongan pernyataan Mardiono dalam video itu.
Loh saya bukan pelaku kok
Yang pelaku Bapak-Ibu sekalian
Yang berhasil kita semua
Yang gagal kita semua
Saya nggak nyalon DPR RI
Saya nggak nyalon DPRD
Saya nggak nyalon Bupati
Jadi kalau dibilang Mardiono gagal
Yang mana yang gagal?