TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mabes Polri angkat bicara soal informasi data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (INAFIS) Polri yang diduga bocor hingga diperjualbelikan di dark web.
Kadiv Humas Polri Irjen Sandi Nugroho mengatakan, pihaknya akan melakukan pengecekan dan mitigasi terkait peristiwa tersebut.
"Nanti kami mitigasi, kami cek kembali," kata Sandi di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta, Selasa (25/6/2024).
Upaya tersebut, disebut Sandi, sebagai bentuk antisipasi agar kebocoran data serupa tidak kembali terjadi di tengah isu peretasan yang marak terjadi di Indonesia saat ini.
"Yang pasti bahwa Polri akan bekerja sama dengan stakeholder lainnya untuk bisa menuntaskan permasalahan ini," jelas dia.
Sebelumnya, Data-data sensitif Kementerian Perhubungan diduga juga bocor oleh serangan ransomware dan dijual di situs dark web seharga mulai dari 1.000 hingga 7.000 dolar AS.
Informasi ini viral di media sosial X dan diunggah akun @MurtadhaOne1.
Baca juga: Polri Bakal Usut Dugaan Pidana di Kasus Peretasan Pusat Data Nasional Kominfo
Berdasarkan dokumen yang diunggah akun @MurtadhaOne1 tertulis tanggal 6-6-2024. Akun yang tertera bernama MoonzHaxor. Diketahui akun itu sudah bergabung sejak 2023 silam.
Akun tersebut menulis, 'Kementerian Perhubungan Republik Indonesia adalah suatu kementerian dalam pemerintahan Indonesia yang membidangi urusan perhubungan, dipimpin oleh seorang Menteri Perhubungan yang sejak tanggal 27 Juli 2016 dijabat oleh Budi Karya Sumadi'.
"Data BAIS, INAFIS dan Kemenhub Dijual di Dark Web, Harganya 1.000 – 7.000 Dolar AS. Ternyata keamanan siber bangsa ini memang lemah meski sudah punya lembaga bernama Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)," tulis akun @MurtadhaOne1 dikutip Selasa (25/6/2024).
Sedangkan akun @FalconFeedsio menjelaskan, terjadi pelanggaran data dari badan intelijen Indonesia yang mencakup file sampel lengkap hingga tersedia untuk dijual.
Dia juga menyebut, pelanggaran data ini terjadi kedua kalinya setelah tahun 2021 lalu. Namun bedanya, data internal badan intelijen negara disusupi oleh kelompok Tiongkok.
"MoonzHaxor, salah satu anggota terkemuka BreachForums, telah mengunggah file dari Badan Intelijen Strategis (Badan Intelijen Strategis Militer Indonesia)," tulis dia.
Baca juga: Wapres Minta Investigasi Server PDN yang Diretas Minta Tebusan 8 Juta Dollar
Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian, mengaku sudah berkoordinasi dengan aparat kepolisian terkait dengan muncul isu data Indonesia Automatic Fingerprint Identification System (Inafis) INAFIS Polri yang diperjualbelikan di dark web.
"Jadi hasil koordinasi kita dengan Polri, nanti bisa ditanyakan ke mereka lebih lanjut, karena ini kan data ini kan ditemukannya di mana? Sumber informasinya? Dari dark web kan? Dark web itu sama dengan pasar gelap," kata dia di Kantor Kemenkominfo, Senin (24/6/2024).
Dari hasil koordinasi dengan kepolisian, kata Hinsa, polisi menyebut bahwa data yang diperjualbelikan itu merupakan data lama. Hal itu tak berpengaruh terhadap layanan sistem yang dijalankan di Polri.