3. Siapa pelaku penyerangan?
Masih mengutip dari Kompas.com, pemerintah belum mengungkap siapa pelaku peretasan, meski sudah mengetahui penyebab lumpuhnya PDN adalah serangan ransomware Lockbit 3.0.
Namun, dari peristiwa peretasan yang terjadi di banyak negara, diduga geng ransomware berasal dari Rusia dan Korea Utara.
4. Minta Tebusan
Para pelaku pembobolan juga meminta tebusan sebesar US$8 juta atau setara Rp131 miliar imbas bobolnya PDNS.
"Mereka meminta tebusan US$8 juta," kata Direktur Network & IT Solution Telkom Group Herlan Wijanarko dalam konferensi pers kemarin.
Kendati begitu, Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Budi Arie Setiadi menegaskan pemerintah tidak akan membayar atau memenuhi tuntutan tersebut.
"Enggak, enggak akan. Tidak akan," cetus Budi.
Budi menyebut saat ini sistem dalam penanganan tim terkait sambil melakukan migrasi data. Ia juga tidak menargetkan tenggat waktu tertentu soal penanganan insiden ini.
5. 210 layanan terdampak
Direktur Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Semuel Abrijani Pangerapan sampaikan terdapat 210 instansi pusat maupun daerah terdampak akibat peretasan oleh hacker pada sistem Pusat Data Nasional (PDN) sementara.
“Dari data yang terdampak, ada 210 instansi baik itu di pusat maupun daerah yang terdampak” kata Semuel di Kantor Kominfo, Senin (24/6/2024) kemarin.
Semuel mengatakan bahwa di antara 210 instansi terdampak, terdampat Direktorat Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham). Layanan imigrasi pada Kamis pekan lalu memang banyak diprotes dan jadi perbincangan warganet.
Namun Semuel memastikan Senin ini seluruh sistem telah beroperasi kembali. Hal yang sama disampaikan Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian.