Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (Menlu RI) Retno Marsudi mengunjungi Wina, Austria untuk melakukan pertemuan bilateral, salah satunya dengan Menteri Luar Negeri Austria, Alexander Schallenberg.
Dalam perbincangannya bersama Menlu Austria, Retno Marsudi menyampaikan harapannya kepada Austria agar bisa mulai mempertimbangkan pengakuannya terhadap negara Palestina.
“Kami juga berdiskusi mengenai situasi dunia. Saya sampaikan harapan Indonesia agar Austria dapat mulai mempertimbangkan pengakuannya terhadap Palestina,” ungkap Retno dalam keterangannya, Rabu (26/6/2024).
Indonesia menyadari bahwa Austria dalam posisi sulit.
Namun, Austria juga menjadi negara yang mendukung solusi dua negara atau two state solution atas konflik Israel-Palestina.
Baca juga: Menlu Retno: Banyak Negara Pilih Pendekatan Zero Sum Saat Sikapi Konflik
Sehingga, Indonesia berharap Austria bisa turut mengakui Palestina sebagai bentuk dukungan keanggotaan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Pengakuan tersebut menurut Retno, menjadi satu langkah yang menunjukkan konsistensi Austria terhadap solusi dua negara.
“Mengingat Austria mendukung penyelesaian two-state solution, maka masalah pengakuan terhadap Palestina ini merupakan satu langkah yang menunjukkan konsistensi dukungan terhadap two-state solution,” ungkapnya.
Baca juga: Bertemu Menlu dan Presiden Finlandia, Retno Marsudi Harap Pengakuan Negara Palestina Disegerakan
Dalam kesempatan itu, Retno juga menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia menghargai keputusan Austria, di mana pada tanggal 18 Mei 2024 mengaktifkan lagi pendanaan kepada Agensi Pekerjaan dan Pemulihan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), dengan total anggaran sebesar 3,4 juta euro untuk tahun 2024.
Retno menyebut bantuan kemanusiaan itu amat penting bagi rakyat Gaza dan Tepi Barat, Palestina.
Sebab belakangan dikabarkan bahwa penduduk Gaza sebesar 2,23 juta alami tingkat kerawanan pangan akut yang tinggi.
“Bantuan kemanusiaan ini menjadi sangat penting artinya untuk mendukung kehidupan masyarakat sipil di Gaza dan juga Tepi Barat,” kata Retno.
“Karena itu sekali lagi gencatan senjata harus segera dilakukan, perang harus dihentikan dan kita dapat segera menyelamatkan nyawa-nyawa orang yang tidak berdosa di Gaza,” pungkasnya.