News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pesona Batik Gemilang Sragen Eksis di Nusantara hingga Mancanegara, Kebaikan JNE Jadi Asa

Penulis: garudea prabawati
Editor: Nanda Lusiana Saputri
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Aji Gilang Romadhon (28) perajin muda asal Sragen, pemilik UMKM Batik Gemilang saat memperlihatkan salah satu koleksi batik abstrak miliknya, Jumat (21/6/2024).

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Garudea Prabawati

TRIBUNNEWS.COM, SRAGEN –  Corak api membara berwarna jingga yang berkobar di atas bebatuan langsung menyapa tatkala memasuki showroom batik yang berada di Jalan Arengka, Pilang, Kecamatan Masaran, Sragen, Jawa Tengah.

Corak-corak tersebut terbingkai menjadi motif batik bernama Dewindari, satu di antara motif abstrak dalam koleksi Batik Gemilang. 

Tak hanya motif batik Dewindari saja, sejauh mata memandang rupa-rupa batik kreasi lainnya tersusun rapi menghiasi showroom Batik Gemilang.

Batik Gemilang lahir dari tangan kreatif perajin batik muda asal Sragen, Aji Gilang Romadhon.

Aji memproduksi motif-motif batik kreasi yang kemudian disulap menjadi aneka bentuk busana, yakni dress, blouse hingga kemeja.

“Api yang membara di atas bebatuan yang ada di bawahnya, harapannya motif ini akan senantiasa menyala (laris) di pasaran dengan model dan bentuk apapun,” ujar pria berusia 28 tahun itu kepada Tribunnews, Jumat (21/6/2024).

Aji pun menceritakan perjalanan Batik Gemilang, yakni berawal dari sebuah ide yang muncul saat dirinya masih merantau di Bekasi.

Tepatnya, ide tersebut muncul di saat pekerjaannya di Bekasi yang ia jalani selama tujuh tahun harus terdampak pandemi Covid-19.

Aji pun mempersiapkan segala sesuatunya untuk melahirkan Batik Gemilang, termasuk kursus digital marketing.

Aji Gilang Romadhon (28) perajin muda asal Sragen, pemilik UMKM Batik Gemilang saat memperlihatkan salah satu koleksi batik abstrak miliknya, Jumat (21/6/2024). ((Tribunnews.com/Garudea Prabawati))

Hingga akhirnya, dirinya pulang ke daerah asalnya, Sragen, dan memulai bisnis batiknya pada 2022, saat pasar produk lokal dalam negeri masih dibayangi oleh ganasnya pandemi Covid-19.

Keyakinan dan kreatifitas menjadi modalnya untuk tetap teguh membuka bisnisnya kala itu.

Baca juga: Melukis Harapan Lewat Celengan Karakter Animasi Bahan Gipsum, Sukses Keliling Pulau Jawa Berkat JNE

“Saya berani membuka Batik Gemilang pada 2022, walaupun kala itu masih ada pandemi Covid-19, namun kondisinya penjualan online untuk pasar batik malah ramai, kesempatan itulah yang tidak ingin saya lewatkan,” lanjut ayah dua anak tersebut.

Tahap demi tahap dijalaninya, dari tes pasar hingga akhirnya brand produk lokal Batik Gemilang makin berkembang.

1.000 Potong Busana Batik Terjual Per Bulan

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini