Kegigihan dan kreatifitas Aji telah membawa produk lokal Batik Gemilang terjual laris di pasaran.
Promosi digencarkan lewat Instagram dan Facebook, tak hanya itu, model-model busana batik pun semakin dipersolek, termasuk memadukannya dengan kain brokat hingga mengkreasikan dengan warna.
Dari satu reseller, kini Batik Gemilang setelah dua tahun berjalan memiliki 11 reseller dengan sistem dropship.
“Kami buka Mei 2022, dan Alhamdulillah lima bulan berjalan, kami mengalami peak seasson pada Oktober 2022 bahkan saat itu banyaknya permintaan pasar tidak dapat kami layani semua lantaran penjahit kami baru satu,” kata Aji.
Permintaan demi permintaan pun terus mengalir, Aji makin memperkuat tim dan memenuhi permintaan pasar, dari satu penjahit kini produknya telah ditangani oleh 4 sentra penjahit.
Hingga akhirnya Batik Gemilang dapat menjual 1.000 lebih busana batik per bulan, padahal saat awal dirinya baru mampu menjual 8 potong per bulan.
“Sementara per hari kami mengirimkan 25 hingga 35 paket per hari saat ini,” imbuhnya.
Eksis di Nusantara hingga Mancanegara
Harga produk busana Batik Gemilang memang tergolong lebih tinggi dari pasaran lainnya, Aji membanderol harga satu potong kemeja batik Rp275.000, sementara untuk dress di harga Rp325.000 hingga Rp375.000.
Walaupun demikian, Aji tetap percaya diri membawa produknya di pasaran dan bersaing dengan produk lokal batik lainnya.
Aji mengakui dirinya selalu memiliki pandangan segmen pasar di setiap produk busana yang ia kerjakan.
Termasuk di Indonesia Timur, yang menjadi pasar utama Batik Gemilang.
Aji mengatakan pulau paling timur Indonesia tersebut menjadi pasar nomor satu bagi Batik Gemilang saat ini.
Dalam satu bulan pengiriman, persentase tujuan ke Papua hampir 30 persen dari total pengiriman keseluruhan dalam satu bulan.
Baca juga: Wujud Kepedulian Sosial, JNE Berdayakan Tenaga Kerja Penyandang Disabilitas
Selain Papua, produk Batik Gemilang juga laris di Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).