Laporan Reporter Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Achmad Baidowi atau Awiek menegaskan, Muktamar PPP untuk memilih ketua umum baru dipastikan akan digelar pada 2025.
Hal tersebut sesuai ketentuan pada anggaran dasar dan anggaran rumah tangga (AD/ART). "Masih sesuai jadwal, sesuai AD/ART 5 tahun sekali yakni di 2025," kata Awiek di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (1/7/2024).
Awiek mengaku tak masalah jika ada desakan untuk memajukan jadwal Muktamar PPP.
Menurutnya, itu adalah bagian dari dinamika demokrasi di internal PPP.
"Jadi, kalau memang ada usulan perubahan waktu muktamar sesuai AD/ART PPP pasal 60 itu memang disebutkan bahwa ranahnya di mukernas. Sampai sekarang belum ada mukernas," ujar Awiek.
Baca juga: Sekjen Hasto Diisukan Diganti Imbas Kasus Harun Masiku, Adian Yakinkan PDIP Solid
Awiek lantas menyarankan pihak-pihak yang ingin mempercepat waktu pelaksanaan Muktamar PPP mengajukan usul tersebut lewat forum resmi.
"Kalau di DPC, ada rapimcab atau mukercab, di DPW itu ada mukerwil baru diusulkan nanti di mukernas, itu mekanisme yang tersedia dalam AD/ART," kata dia.
Mardiono: Saya Bukan Pelaku
Sebelumnya, potongan video pidato Pelaksana tugas (Plt) Ketua Umum DPP PPP Muhamad Mardiono viral di sejumlah media sosial.
Dalam video berdurasi kurang lebih satu menit tersebut Plt Ketum PPPmempertanyakan di mana letak kegagalannya dalam pemilu 2024.
Juru bicara Plt Ketum PPP Mardiono, Imam Priyono membenarkan bahwa cuplikan video tersebut adalah potongan video dalam pidato pembukaan Rapimnas IX yang digelar di hotel Le Semar Karawaci Tangerang, Banten, pada Kamis (6/6/2024) lalu.
"Benar, pidato tersebut adalah pidato pembukaan Rapimnas dalam konteks arahan tertutup Plt Ketua Umum DPP PPPkepada seluruh peserta Rapimnas IX yakni Pengurus Harian DPP PPP dan Pimpinan 38 DPW se-Indonesia," kata Imam kepada wartawan Rabu (12/6/2024).
Baca juga: Sosok Robert Hutauruk, Dokter yang Pimpin Tim Operasi Cedera Kaki Prabowo, Eks Jenderal Kopassus
Lebih lanjut, Imam menyayangkan video arahan tertutup tersebut dipotong dengan tidak bertanggung jawab dan menghilangkan konteks keseluruhan sambutan dari Mardiono.
Dan lebih disayangkan lagi karena diedarkan di media sosial dan media massa sehingga berpotensi memperkeruh suasana dan mengganggu citra partai.