News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Beragam Respons Terkait Jamaah Islamiyah yang Membubarkan Diri

Penulis: Muhammad Zulfikar
Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Jemaah Islamiyah menyatakan membubarkan diri melalui video yang diunggah pada 30 Juni 2024. (Youtube/Arrahmah)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para pimpinan Jamaah Islamiyah dikabarkan telah menyatakan deklarasi pembubaran organisasi mereka pada Minggu, (30/6/2024) di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat. 

Mereka menyatakan bahwa pemahaman tentang Jamaah Al Islamiyah yang mereka gunakan sebagai dalil jihad ternyata sudah salah kaprah.

Menyikapi tentang hal itu, Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi mengapresiasi Densus 88 Anti Teror Mabes Polri.

Ia menilai bahwa kesadaran para pimpinan organisasi teroris dan ekstremis ini tidak lepas dari peran lembaga anti teror di Indonesia itu.

“Apresiasi setinggi-tingginya kepada Detasemen Khusus 88 Anti Teror POLRI yang telah melakukan berbagai upaya untuk menyadarkan kelompok JI baik secara hard approach maupun soft approach hingga mereka kembali ke pelukan NKRI,” ujar Islah saat diwawancarai wartawan, Jumat (5/7/2024).

Baca juga: Singapura dan Malaysia Soroti 16 Pentolan Jemaaah Islamiyah di Indonesia Deklarasi Bubarkan Diri

Bagi Islah, deklarasi pembubaran organisasi radikal-terorisme ini adalah sejarah baru, tak hanya bagi Indonesia, tetapi juga Asia Tenggara, sebab di balik ini semua ada upaya panjang yang dilakukan oleh Densus 88 hingga mampu menyadarkan para pemikir ekstremis bahwa apa yang mereka lakukan selama ini salah.

“Organisasi terorisme yang mendeklarasikan untuk membubarkan diri itu baru terjadi sekarang (JI). Ini sangat historikal, sangat bersejarah,” tuturnya.

“Nggak ada negara mana pun yang sanggup meminta orang dengan membuka kesadaran kognitif untuk kemudian membubarkan diri,” tambah Islah.

Namun demikian, Islah Bahrawi pun mengingatkan agar negara tidak lengah dalam melakukan pengawasan usai deklarasi pembubaran JI tersebut.

Sebab, ideologi sejatinya tidak akan pernah mati, yang mungkin terjadi hanyalah hibernasi sampai tiba waktunya mereka akan kembali bangkit.

“Kewaspadaan bangsa Indonesia harus tetap ditingkatkan, terutama terhadap berbagai infiltrasi ideologi transnasional yang tidak pernah berhenti untuk merobek tenun kebinekaan kita,” imbuh dia.

Hal senada juga disampaikan oleh tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muhammad Najih Arromadloni alias Gus Najih.

Ia menyampaikan rasa syukur bahwa kinerja Densus 88 Antiteror Mabes Polri cukup memuaskan.

Di mana mereka dianggap mampu menyadarkan para pimpinan kelompok teroris Jamaah Islamiyah (JI), bahwa apa yang selama ini mereka pahami tentang makna jihad telah salah.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini