News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Soal Gagasan Dokter Asing, Pakar Kesehatan Bagikan Beberapa Rekomendasi pada Pemerintah

Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Bobby Wiratama
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ahli Epidemiologi Indonesia dan Peneliti Pandemi dari Griffith University, Dicky Budiman.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Kesehatan berencana ingin datangkan dokter asing ke Indonesia.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin ungkap kehadiran tenaga kesehatan (nakes) asing bisa menjadi langkah yang tepat untuk menyelesaikan masalah kesehatan di Indonesia.

Terkait hal ini, Pakar kesehatan global Dicky Budiman, bagikan rekomendasi yang harus dilakukan pemerintah sebelum mewujudkan rencana tersebut.

Pertama, pemerintah perlu menyiapkan regulasi perizinan pada dokter asing yang akan datang.

"Sekali lagi rekomendasi saya harus disiapkan regulasi perizinan yang hadir," ungkap Dicky pada Tribunnews, Selasa (16/7/2024).

Regulasi yang dibuat juga harus mempertimbangkan kemaslahatan antara dokter asing dan dokter lokal.

Sehingga dokter asing dan dokter lokal memiliki hak yang setara dan tidak ada pihak yang dirugikan.

"(Agar) tidak ada kerugian di pihak kita," imbuhnya.

Kedua, pemerintah harus memastikan kedatangan dokter asing ini bisa menjadi transfer pengetahuan dengan dokter lokal.

Ketiga, distribusi dokter asing tersebut harus merata. Khususnya di wilayah terpencil yang masih mengalami kekurangan dokter.

Sebelum disebar ke daerah, dokter asing perlu mempelajari bahasa dan menyesuaikan budaya lokal. Agar, tidak ada kendala yang dihadapi selama berpraktik di daerah.

Baca juga: Respons Kemendikbudristek, Dekan FK Unair Diberhentikan Diduga karena Tolak Wacana Dokter Asing

Keempat, Dicky juga mengusulkan agar ada kerja sama antara Indonesia dengan negara lain terkait program ini.

"Ini kalau boleh, saya mengusulkan. Bicara negara maju apa lagi fasilitas teknologi, sekali lagi (diharapkan) ada hibah membantu. Misalnya kita menjalin kerja sama (dengan negara maju). Tapi sebagai negara maju, mereka memberi kontribusi," papar Dicky.

Kontribusi yang dimaksud seperti memberikan pendidikan pada dokter lokal, menyediakan fasilitas hingga teknologi medis di daerah dan sebagainya.

Rekomendasi di atas menurut Dicky perlu dilakukan pemerintah ketika berencana melakukan kerja sama dengan negara lain dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini