TRIBUNNEWS.COM - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Yahya Chalil Staquf alias Gus Yahya memberikan pendapatnya terkait pertemuan lima kader NU dengan Presiden Israel, Isaac Herzog yang belakangan ramai jadi sorotan publik.
Gus Yahya mengatakan tak ada yang strategis dari pertemuan kader NU dengan Presiden Israel itu.
Untuk itu, Gus Yahya menilai pertemuan itu sebagai sebuah pertemuan yang gagal.
Pasalnya, usai mengadakan pertemuan, lima kader NU tersebut tak menghasilkan apa-apa.
"Itu tidak ada yang strategis, itu sebabnya saya bilang bahwa ini adalah inisiatif yang saya katakan gagal."
"Karena enggak ada hasilnya apa-apa," kata Gus Yahya dalam Konferensi Pers PBNU, pada Selasa (17/7/2024), dilansir Kompas TV.
Terlebih menurut Gus Yahya, dialog yang terjadi dalam pertemuan kader NU dan Isaac Herzog itu tak ada pembahasan soal bantuan untuk rakyat Palestina.
"Apalagi perjanjian ini itu, dialog yang dilakukan juga tidak ada yang substansial untuk membantu rakyat Palestina. Itu masalahnya," imbuh Gus Yahya.
Gus Yahya lantas menilai para kader NU itu masih belum paham betul soal kondisi konflik politik yang terjadi di Israel dan Palestina.
Sehingga mereka masih belum tahu mana hal yang produktif untuk membantu Palestina dan mana yang tidak.
"Nah sehingga ya karena apa, mereka tidak tahu mana yang bisa produktif untuk membantu rakyat Palestina yang mana, yang enggak yang mana, mereka enggak tahu," terang Gus Yahya.
Baca juga: Profil Organisasi Rahim, Benarkah Jadi Dalang Pertemuan 5 Kader NU dengan Presiden Israel?
NGO Israel Dalang Pertemuan Kader NU & Presiden Israel
Gus Yahya juga membeberkan siapa yang menjadi dalang dari pertemuan lima kader muda NU dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
Menurut Gus Yahya, lima aktivis NU itu memang sengaja dikonsolidasi.
Kemudian mereka didekati satu per satu dan diajak untuk berangkat ke pertemuan dengan Presiden Israel, Isaac Herzog.
"Menurut keterangan yang kami himpun, mereka memang dikonsolidasi."
"Jadi memang ada yang mendekati mereka satu per satu untuk diajak berangkat," kata Gus Yahya.
Kemudian Gus Yahya menuturkan yang mengajak lima aktivis NU untuk bertemu dengan Presiden Israel adalah Non-Governmental Organization (NGO) Pro Israel, yang berisikan advokat dari Israel.
NGO Pro Israel ini diakui Gus Yahya kerap melakukan kepentingan lobi untuk Israel.
"Yang mengajak ini, setelah saya tanya, ini memang dari satu channel NGO yang merupakan advokat dari Israel. Jadi emang ada di dunia ini NGO yang beroperasi sebagai advokat Israel."
"Jadi yang membantu Israel, melakukan kepentingan lobi untuk Israel, ini yang mengajak mereka dan mengkonsolidasikan mereka," terang Gus Yahya.
Lebih lanjut Gus Yahya menjelaskan, lima aktivis NU itu memang memiliki program untuk pertemuan dialog dengan berbagai pihak.
Baca juga: Gus Yahya Cerita Pernah Kunjungi Israel Atas Nama Pribadi: Saya Tak Pernah Menyebut NU
Namun untuk pertemuan dengan Presiden Israel itu dilakukan secara dadakan.
Bahkan, awalnya tak ada agenda pertemuan dengan Isaac Herzog.
"Dan memang mereka di sana programnya adalah sekadar pertemuan-pertemuan intervene dialog di sana dengan berbagai pihak. Katanya tanpa agenda pertemuan dengan Presiden Israel sebelumnya dan itu mendadak didakan di sana."
"Saya kira ini karena masalah ketidaktahuan teman-teman ini, ya mungkin karena belum cukup umur, ya jadi hasilnya tidak seperti yang diharapkan," imbuh Gus Yahya.
Baca juga: Waketum PKB Nilai Tak Perlu ada Sanksi untuk Lima Pemuda Mengatasnamakan NU Bertemu Presiden Israel
Jokowi Ingatkan Alinea 4 Pembukaan UUD 1945
Presiden Joko Widodo (Jokowi) enggan menanggapi soal kontorversi lima warga NU (nahdiyin) bertemu Presiden Israel Isaac Herzog.
Menurut Jokowi hal itu sebaiknya ditanyakan kepada PBNU.
"Ya ditanyakan saja ke PBNU," kata Jokowi di Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (16/7/2024).
Pasalnya kata Jokowi, sikap pemerintah sudah jelas terhadap masalah Palestina dengan Israel sesuai pembukaan UUD 1945.
"Indonesia akan selalu ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Itu yang terus kita pegang," ucap Jokowi.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Taufik Ismail)(Kompas.com/Arini Kusuma Jati)
Baca berita lainnya terkait Nahdliyin Bertemu Presiden Israel.