Gus Yahya mengakui banyak yang ingin menyeret NU ke berbagai agenda politik internasional.
PBNU pun telah memperhitungkannya sejak awal dan telah membuat aturan untuk mencegahnya.
Meski demikian, Gus Yahya tetap meminta semua kader dan warga NU untuk berhati-hati.
"Ini memang akan banyak sekali yang berupaya untuk menyeret NU ke berbagai agenda politik internasional. Ini sudah kita perhitungkan sejak awal kita menyusun aturan yang bisa mencegah ini."
"Maka kepada semua kader dan warga untuk kita minta hati-hati soal ini," tutur Gus Yahya.
Baca juga: Media Negeri Jiran Soroti Pertemuan 5 Aktivis NU dengan Presiden Israel yang Picu Kecaman Luas
Dosen Filsafat NU yang Bertemu Presiden Israel Bakal Langsung Disidang Sepulang ke Indonesia
Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia) merespons serius terkait lima warga nahdliyin yang menemui Presiden Israel, Isaac Herzog.
Adapun satu dari kelima orang itu adalah Zainul Maarif.
Zainul Maarif merupakan dosen filsafat di Unusia yang turut menemui Presiden Israel bersama empat orang aktivis lainnya.
Unusia menyebut bakal menggelar sidang etik terhadap Zainul.
"Unusia akan menggelar sidang etik terhadap Saudara Zainul Maarif untuk mempertanggungjawabkan aktivitas yang bersangkutan mengingat kunjungan tersebut berdampak langsung bagi reputasi Unusia dan bertentangan dengan dengan nilai-nilai yang dianut Unusia," ujar Kepala Biro Humas Unusia, Dwi Putri, seperti dilihat di laman resmi NU, Senin (15/7/2024).
Unusia mengatakan, pertemuan Zainul Maarif dan Presiden Israel adalah pertemuan secara individual, sehingga tidak ada kaitan apapun dengan kampus.
Dwi menegaskan, Unusia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan mengecam keras praktik genosida oleh Israel terhadap bangsa Palestina yang hingga kini masih berlanjut.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal PBNU Saifullah Yusuf atau Gus Ipul menyayangkan aksi kunjungan lima orang yang mengatasnamakan pemuda Nahdlatul Ulama ke Israel dan bertemu Presiden Isaac Herzog.