TRIBUNNEWS.COM - Pakar hukum pidana, Jamin Ginting, memberikan penjelasan terkait ganti rugi terhadap mantan terpidana kasus Vina Cirebon, Saka Tatal, jika memenangkan sidang Peninjauan Kembali (PK).
Diketahui, Saka Tatal mengajukan PK untuk membuktikan ia tak terlibat dalam kasus pembunuhan Vina pada 2016 lalu.
Hari ini, Saka Tatal akan mengikuti sidang PK di Pengadilan Negeri Cirebon, Rabu (24/7/2024).
Belum diketahui apakah nantinya Saka Tatal akan memenangkan sidang PK.
Namun, kata pakar hukum, bila permohonan Saka Tatal dikabulkan (dia bukan pelaku tindak pidana), maka bisa memperbaiki putusan sebelumnya.
Jamin Ginting mengatakan, melalui putusan PK juga bisa merehabilitasi atau memperbaiki nama baik Saka Tatal.
Ia dalam hal ini Saka Tatal, juga bisa mengajukan ganti rugi jika menginginkan hal itu.
"Dalam putusan itu kan nanti membatalkan putusan pengadilan negeri dan mengadili sendiri, mengadili sendiri artinya kalau dia bebas dan tidak terbukti melakukan tindak pidana, salah satunya (bisa) merehabilitasi nama baik."
"Nah jika dalam putusan PK ini dia tidak mengajukan ganti rugi, maka itu bisa diajukan tersendiri dengan proses pra peradilan dengan objek ganti rugi," katanya dalam Program Breaking News Kompas TV, Rabu pagi.
Menurut Ginting, peraturan terkait ganti rugi pelaku yang dipidana kemudian dinyatakan tidak bersalah melalui PK, sudah diatur.
Baca juga: Spanduk Dukungan Dipasang Jelang Sidang PK Saka, sang Kakak Minta Nama Baik Adiknya Dikembalikan
Adapun besaran ganti ruginya pun sudah ditentukan.
"Di Indonesia itu sudah diatur jadi tidak bisa terlalu besar, kalau ini kan dia tidak ada kecelakaan artinya tidak ada luka, maksimum Rp 300 juta, nggak bisa lebih meski lama (dipenjara).
"Memang aturan terhadap ganti rugi yang diatur di peraturan kita, kalau dia kondisinya luka berat atau kematian bisa besar, tapi dia, pelaku nggak sampai luka atau apa (maksimum Rp 300 juta)," lanjutnya.
Sementara itu, Saka Tatal mengaku belum memikirkan soal ganti rugi terhadapnya.
Diketahui Saka Tatal divonis 8 tahun penjara, dan bebas bersyarat di tahun 2020.
"Kalau Saka belum terpikir ke situ, yang penting nama baik Saka itu pulih lagi," kata Saka Tatal, dilansir TribunJakarta.com.
Namun, Saka Tatal meyakini, dirinya akan menang di sidang PK.
Saka Tatal mengaku, ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan membanggakan keluarganya.
"Kalau Saka menang, Saka dinyatakan bukan pelakunya, apa yang Saka lakukan?" tanya Aiman.
"InsyaAllah Saka ingin menjadi lebih baik, dan ingin membanggakan keluarga Saka. Saka ingin membuktikan kepada keluarga Saka, kalau Saka tidak pernah melakukan apa yang dituduhkan (membunuh Vina dan Eky)," ucap Saka Tatal.
Saka Tatal menegaskan, hanya ingin nama baiknya dipulihkan, karena ia tak pernah merasa menjadi pelaku pembunuhan Vina dan Eky.
Sebagai informasi, sejumlah saksi yang sebelumnya memberatkan Saka Tatal, mencabut pengakuannya, yakni Dede dan Liga Akbar.
Dede dan Liga Akbar di tahun 2016 mengaku melihat Saka Tatal, Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani, Hadi Saputra, Eka Sandy, Jaya, Supriyanto, dan Sudirman melemparkan batu serta mengejar Vina yang berboncengan dengan Eky.
Baca juga: Jelang Sidang PK, Saka Tatal Yakinkan Bicara Jujur, Ingin Nama Baiknya Dipulihkan Lagi
Pada 2024, keterangan Dede berubah, ia mengatakan hal itu adalah karangan Iptu Rudiana, ayah Eky.
Kini, Saka Tatal akan menghadapi sidang Peninjauan Kembali di Pengadilan Negeri Cirebon, Rabu (24/7/2024).
Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Saka Tatal Yakin Bakal Menang di Sidang PK, Ngaku Belum Kepikiran Ganti Rugi Hanya Ingin Nama Baik
(Tribunnews.com/Suci Bangun DS, Faryyanida Putwiliani, TribunJakarta.com)