"Ke Fakultas Kedokteran menanyakan daya tampungnya berapa, terus seleksinya jalur apa, gitu. UKT-nya berapa, IPI yang baru itu berapa, gitu. Apakah seperti dulu, ada yang besar nggak sekarang. Jelaskan semua," ungkap Wakil Rektor.
Yunus menegaskan, kedatangan KPK tersebut untuk monitoring penerimaan mahasiswa baru Kedokteran UNS.
"Saya ketemunya tadi di Kedokteran aja dengan Pak Dekan Kedokteran. Tanya biasa itu. Kuota, kemudian jalur tes, model tesnya, pendaftarnya berapa, diterima berapa, UKT-nya seperti apa, SPI-nya seperti apa, gitu. Penentuan UKT-nya bagaimana, apakah ada standar UKT. Kalau dari anak-anak ekonominya tidak mampu terus pemegang KIP, itu," terang dia.
Diberitakan sebelumnya, KPK tengah membidik dua kampus di Jawa Tengah (Jateng) terkait penerimaan mahasiswa baru (maba).
Bahkan, komisi antirasuah itu telah melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke kedua kampus tersebut dan ke Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) untuk mendalami dugaan kecurangan dalam penerimaan maba 2024.
Langkah ini dilakukan setelah KPK menerima aduan dari masyarakat, terutama di media sosial, terkait dugaan kecurangan dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa baru.
(mg/Saifuddin Herlanda Abid)
Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)