Sementara itu, Waketum Partai Golkar Dito Ariotedjo meminta publik untuk sabar menunggu pengumuman resmi tentang kabar pengunduran diri Airlangga.
"Kita tunggu ya resminya," ungkap Dito, Minggu (11/8/2024).
Dito pun tak menjawab secara jelas soal kepastian mundur tidaknya Airlangga dari kursi Ketum Golkar ini.
Namun, Dito menegaskan banyaknya tantangan ke depan yang makin kompleks.
Karena itu, Airlangga mungkin saja perlu lebih berfokus mengurus pemerintahan, mengingat statusnya sebagai Menko Perekonomian.
Selain itu, menurut Dito, tantangan ke depan terkait ekonomi nasional dan ekonomi global akan semakin banyak.
"Mungkin karena akan fokus di pemerintahan dan tantangan ke depan terkait ekonomi nasional dan global semakin banyak dan kompleks," ungkap Dito.
Baca juga: BREAKING NEWS: Airlangga Akui Sudah Sampaikan Pengunduran Dirinya dari Ketua Umum Golkar Sejak Sabtu
Airlangga Dinilai jadi Penyebab Munculnya Wacana Munaslub
Ketum Golkar Airlangga Hartarto dinilai menjadi penyebab munculnya wacana musyawarah luar biasa (munaslub) Partai Golkar.
Airlangga dituding bermanuver dengan melobi sejumlah pengurus Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Golkar dan organisasi kemasyarakatan (ormas) Partai Golkar, agar mendapat dukungan sebagai ketua umum periode berikutnya.
Manuver tersebut, diduga dilakukan Airlangga sejak Juni.
Menurut Anggota Dewan Pakar Partai Golkar, Ridwan Hisjam, manuver Airlangga itulah, membuat iklim di internal Partai Golkar menjadi memanas menjelang musyawarah nasional (munas).
"AH (Airlangga Hartarto) yang menggalang DPD-DPD (Golkar) lebih awal sejak Juni yang lalu sehingga membuat suasana menjadi menghangat."
"Kalau ada calon-calon lain ikut menggalang (munaslub), ini dampak AH yang memulai," kata Ridwan, Jumat (9/8/2024).
Ridwan menjelaskan, DPD Partai Golkar termasuk ormas milik Partai Golkar, dilarang menyampaikan pernyataan dukungan kepada siapa pun sebelum ada kepastian jadwal munas dari hasil rapat pimpinan nasional (rapimnas).
Oleh karena itu, tindakan manuver Airlangga yang melobi DPD dan ormas Partai Golkar dianggap tidak tepat, karena mencuri star sebelum munas digelar.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Suci Bangun Dwi Setyaningsih)(Kompas.com/Adhyasta Dirgantara/Tria Sutrisna)
Baca berita lainnya terkait Partai Golkar dan Dinamikanya.