News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Partai Golkar dan Dinamikanya

Menteri Kesayangan RI 1, Jika Bahlil Jadi Ketua Umum Golkar Intervensi Jokowi Tak Bisa Dibantah

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Munculnya Menteri Investasi Bahlil Lahadalia sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar, pengganti Airlangga Hartarto dinilai sebagai bentuk intervensi Presiden Joko Widodo.

Sosiolog Politik Universitas Nasional Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun, mengatakan ada dua tanda dugaan cawe-cawe Jokowi terkait langkah mundur Airlangga.

"Jadi tanda intervensi (penguasa) tidak hanya Airlangga bersebrangan dengan kekuasaan, tapi nama Bahlil jadi Ketua Umum Golkar dan pada saat yang sama Bahlil adalah menteri kesayangan Joko Widodo, itu tanda intervensi yang terang benderang," kata Ubed sapaanya dalam wawancara di Kompas TV, Selasa (13/8/2024).

Menurutnya, jika benar Bahlil terpilih menjadi ketua umum Golkar hasil Munaslub yang digelar akhir bulan Agustus 2024 nanti, maka tudingan intervensi itu tak bisa lagi dibantah.

Ubed juga mengungkap bahwa hal ini menjadi tanda bahaya untuk demokrasi.

"Dalam situasi seperti ini tanda bahaya untuk demokrasi, selain itu juga proses demokrasi tidak berjalan secara berkualitas. Ini yang dalam episode kedepan berbahaya. Nanti setiap kekuasaan periode baru begitu terus, demokrasi jadi ngga sehat, ngga ada lagi penyeimbang kekuasaan," katanya.

Idrus Marham dukung Bahlil

Politikus senior Partai Golkar Idrus Marham mengungkap Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memenuhi syarat sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar, pengganti Airlangga Hartarto.

Guna mendukung persyaratan sebagai Ketua Umum Golkar, Idrus menunjukkan surat keputusan (SK) kepengurusan Bahlil sebagai bagian dari anggota Partai Golkar.

Dimana, pada saat kepemimpinan Aburizal Bakrie, Bahlil pernah menjabat sebagai Bendahara DPD Golkar Papua.

Sehingga Bahlil memenuhi syarat bahwa sebagai calon ketua umum harus pernah menjadi pengurus DPP satu periode atau pengurus DPD 1 Golkar.

"Bahlil pada saat saya jadi Sekjen dan ketua umumnya ya Aburizal Bakrie itu menjabat sebagai, pernah kita SK-an sebagai bendahara DPD 1 Partai Golkar Provinsi Papua," kata Idrus saat konferensi pers di kawasan Matraman, Jakarta, Selasa (13/8/2024).

Idrus pun membantah anggapan bahwa Bahlil tidak memenuhi syarat sebagai calon ketua umum partai berlambang pohon beringin tersebut.

"Ya saudara Bahlil adalah memenuhi syarat ya secara organisatoris seperti itu, bahkan kalau kita ingin bandingkan dengan kader-kader yang ada justru ya saudara Bahlil ini adalah merupakan kader plus," ungkap Idrus.

Mantan Menteri Sosial ini pun juga menyebut, Bahlil punya pengalaman memimpin Golkar karena memahami kepengurusan dari tingkat daerah.

Bahkan, Bahlil disebut merupakan kader yang besar dari bawah.

Baca juga: Bahlil Jadi Ketua Umum, Idrus Yakin Airlangga Tetap Diakomodir DPP Golkar dan Kabinet Prabowo-Gibran

"Kemudian yang kedua adalah bahwa dia tampil sebagai seorang kader Golkar yang bisa berkiprah di mana-mana menjadi entrepreneurship, menjadi pengusaha menjadi ketua umum HIPMI dan lain-lain sebagainya, kemudian aktif pernah menjadi pimpinan HMI kemudian ketua pemuda masjid ini kan kader plus, ah coba tanya kader-kader yang lain pernah nggak melalui proses itu," ujar Idrus.

Bahlil juga menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas usaha sendiri, bukan karena usulan partai.

"Kan banyak artinya ada modal-modal sosial di samping hanya sekedar di Golkar dan sekarang menjadi menteri investasi dan memang ketika menjadi menteri investasi karena profesional bukan karena, memang karena Golkar," terang Ketua Dewan Pembina Bappilu Golkar ini.

Profil Bahlia Lahadalia

Bahlil Lahadalia adalah Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), yang lahir di Maluku Utara.

Sebelumnya, Bahlil Lahadalia termasuk dalam Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) di tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.

Setelah memiliki berbagai pengalaman dalam organisasi dan pekerjaan, Bahlil memutuskan mendirikan perusahaan sendiri.

Dikutip dari Situs Kementerian Investasi/BKPM, Bahlil Lahadalia membuka peluang untuk membuka usaha di Papua.

Ia memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah bendera PT Rifa Capital sebagai perusahaan induk.

Pernah jadi Kondektur

Jauh sebelum menduduki jabatannya saat ini, Bahlia pernah menjadi kondektur hingga sopir angkot.

Dikutip dari TribunnewsWiki.com, ia memiliki sifat mandiri sejak Sekolah Dasar (SD).

Saat itu, Bahlil membantu keluarganya.

Diketahui, ayahnya saat itu merupakan seorang kuli bangunan, sedangkan sang ibu bekerja sebagai buruh cuci.

Bahkan saat duduk di bangku perkuliahan, Bahlil juga bekerja sebagai marketing asuransi.

Ia juga pernah menjadi pegawai kontrak Sucofindo.

Selesai kuliah, Bahlil Lahadalia dan temannya membangun perusahaan.

Dimulai dari perusahaan konsultan keuangan dan teknologi informasi (TI).

Adapun peran Bahlil di perusahaan tersebut, adalah menjadi direktur wilayah Papua.

Hingga Bahlil Lahadalia memutuskan untuk mengundurkan diri dari perusahaan tersebut.

Ketua HIPMI periode 2015-2019

Pada 2015, Bahlil ditugaskan menjadi Ketua HIPMI periode 2015-2019.

Ia juga memimpin delegasi perdagangan bagi pengusaha muda ke Jepang pada 2016 dan ke Eropa pada 2018 (HIPMI-Europe Trade Mission 2018).

Pendidikan Bahlil Lahadalia

Semasa kecil, Bahlil Lahadalia mengenyam pendidikan di Maluku.

Ia sekolah di SD N 1 Seram Timur dan SMP N 1 Seram Timur.

Sebelum pindah ke Fakfak, Bahlil melanjutkan sekolah di SMA YAPIS Fakfak.

Lantas, Bahlil menempuh pendidikan tinggi di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbay, Jayapura, Papua.

Di bangku kuliah, Bahlil Lahadalia juga dikenal sebagai aktivis.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia ketika ditemui di kantor Kementerian Investasi/BKPM, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (27/6/2024). (Endrapta Pramudhiaz)

Pada semester tiga, Bahlil Lahadalia menjadi ketua senat mahasiswa.

Bahkan, ia masuk penjara beberapa kali karena terlibat demo pada 1997-1998. (*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini