"Harusnya (kader Golkar) tidak menerima dan menolak (Bahlil) karena Jokowi bukan kader Golkar dan tidak memenuhi persyaratan AD/ART," pungkasnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah, menilai Presiden Jokowi bisa saja mengutus orang untuk menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Dugaan tersebut, didasari atas kepentingan Jokowi yang harus tetap terjaga meski dirinya sudah tidak lagi menjabat presiden.
Sehingga, kata Dedi, Jokowi butuh "perahu besar" untuk mengamankan kepentingannya setelah tidak lagi menjadi presiden.
"Termasuk menjaga Gibran (putra sulung Jokowi), untuk tetap berada di jalur karir poltiik yang bagus atau tidak, sehingga Jokowi perlu perahu yang besar untuk ikut serta mengkomandoi pengawalan terhadap Gibran pemerintahan berikutnya," kata Dedi kepada Tribunnews.com, Senin (12/8/2024).
"Tetapi itu tidak secara langsung kemudian Jokowi turun tangan memimpin Golkar, bisa saja Jokowi mengutus orang untuk bisa ditempatkan di Golkar kemudian mengikuti arah keputusan Jokowi ke depan," imbuhnya.
Diberitakan sebelumnya, Dedi juga menduga, nama Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bisa diutus oleh Jokowi jadi Ketum Golkar.
"Mungkin iya secara tidak langsung demi stabilitas partai, tapi kalau sampai nanti yang memimpin Bahlil atau Luhut berarti benar dugaan Airlangga mundur karena intervensi kekuasaan," jelasnya.
Diketahui, Airlangga Hartarto mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar pada Sabtu (10/8/2024) malam.
Terdapat sejumlah nama yang digadang-gadang menjadi calon ketua umum menggantikan Airlangga.
Satu di antaranya adalah Bahlil Lahadalia.
Idrus Marham Sebut Bahlil Memenuhi Syarat jadi Ketua Umum Golkar
Politikus senior Partai Golkar, Idrus Marham, mengungkapkan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia memenuhi syarat sebagai calon Ketua Umum Partai Golkar, pengganti Airlangga Hartarto.
Guna mendukung persyaratan sebagai Ketua Umum Golkar, Idrus menunjukkan surat keputusan (SK) kepengurusan Bahlil sebagai bagian dari anggota Partai Golkar.