TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menerima penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama yang diberikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Tanda Kehormatan merupakan penghargaan negara yang diberikan Presiden kepada seseorang, kesatuan, institusi pemerintah, atau organisasi atas darmabakti dan kesetiaan yang luar biasa terhadap bangsa dan negara.
Adapun penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama kepada Menko Airlangga tersebut diberikan berdasarkan Keppres 104/TK/TH 2024 tanggal 9 Agustus 2024 tentang Penganugerahan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama.
Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama ini diberikan kepada mereka yang mempunyai jasa luar biasa di berbagai bidang yang bermanfaat bagi keutuhan, kelangsungan, dan kejayaan bangsa dan negara; pengabdian dan pengorbanannya di berbagai bidang sangat berguna bagi bangsa dan negara; dan/atau darmabakti dan jasanya diakui secara luas di tingkat nasional dan internasional.
“Menyambut momen HUT RI ke-79 ini, komitmen untuk menjaga perekonomian nasional tetap pada koridor tujuan bangsa menjadi amanah penting yang harus terus dipegang oleh Kemenko Perekonomian," kata Airlangga dalam keterangannya.
Menilik ketika dunia dikejutkan dengan pandemi Covid-19 di awal tahun 2020 lalu, perekonomian Indonesia sempat terimbas dan terkontraksi cukup dalam.
Namun, dengan respons kebijakan “gas dan rem” dan melalui penanganan yang tepat dari bauran people-first policy serta menggunakan extraordinary measures untuk memastikan keberlangsungan hidup dan penghidupan (live and livelihood) masyarakat, perekonomian Indonesia mampu menjadi salah satu kekuatan ekonomi terbaik di dunia yang dapat segera pulih dan keluar dari tekanan.
Peran penting Kemenko Perekonomian yang dikomandoi oleh Airlangga juga berlanjut dengan tetap menjaga resiliensi perekonomian nasional terus tumbuh dan turut mengendalikan inflasi tetap pada kisaran sasaran.
Tercatat pada Triwulan II-2024, perekonomian Indonesia mampu tumbuh stabil di 5,05 persen (yoy) dan inflasi terjaga di kisaran sasaran sebesar 2,13 persen (yoy) pada bulan Juli 2024.
Selain itu, Indonesia juga terus didorong untuk dapat terus meningkatkan daya saing ekonomi dan menciptakan iklim investasi yang kondusif serta mampu menyiapkan sumber daya manusia yang adaptif dalam menghadapi era ekonomi digital.
"Keberhasilan yang telah dicapai selama ini, tidak hanya menjadi penyemangat untuk bekerja lebih baik lagi, namun sekaligus menjadi momentum membangun kepercayaan diri untuk menjawab seluruh tantangan ke depan,” ujar Airlangga.
Sejalan dengan peran penting tersebut, Airlangga juga telah menjalin berbagai kerja sama ekonomi di level global, baik bilateral, regional maupun secara multilateral.
Hal ini tidak saja menempatkan Indonesia pada posisi strategis untuk turut menentukan arah perekonomian global, namun juga menjadikan Indonesia memiliki kemampuan untuk memperjuangkan berbagai kepentingan negara berkembang seperti halnya menolak diskriminasi sawit Uni Eropa melalui implementasi EU Deforestation – Free Regulation (EUDR).
Dalam pelaksanaan tugasnya, Airlangga juga mampu mengemban sejumlah penugasan strategis yang diberikan diantaranya, sebagai Ketua Komite Cipta Kerja, Ketua Bidang Sherpa Track G20, Ketua Tim Percepatan Kebijakan Satu Peta, Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), Ketua Tim Pengendali Inflasi Pusat, Ketua Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP), Ketua Pelaksana Tim Nasional Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), Ketua Komite Pengarah Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Koordinator Indo-Pacific Economic Framework (IPEF), hingga Ketua Komite Kebijakan Pembiayaan Bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) melalui Program Kredit Usaha Rakyat (KUR).
“Terima kasih, saya persembahkan Tanda Kehormatan Bintang Republik Indonesia Utama ini untuk seluruh jajaran Kemenko Perekonomian. Perjalanan ini adalah perjalanan panjang, dalam keadaan Indonesia tidak biasa-biasa saja dan dunia tidak biasa-biasa saja,” kata Airlangga. (*)