News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Projo: Mas Hasto Ngelindur, Potongan Video 2019 Dipakai untuk Serang Jokowi

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Muhammad Zulfikar
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto dan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Bendahara Umum DPP PROJO, Panel Barus pun menilai bahwa Hasto tengah ngelindur sehingga tidak memahami konteks omongan Presiden Jokowi. Apalagi, mengkaitkannya dengan konteks politik saat ini terutama dalam Pilkada serentak 2024.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - DPP PROJO merespons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto yang memutar kembali rekaman suara Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda tahun 2019, lalu.

Dalam rekaman itu, Jokowi berbicara mengenai upaya hukum dengan membisiki KPK, Jaksa Agung hingga Kapolri. Hasto pun mengkaitkan omongan Presiden itu dalam konteks politik kekinian.

Baca juga: Jokowi Dituding Ingin Rebut PDIP, Istana: Lagi-lagi Mas Hasto Offside

Bendahara Umum DPP PROJO, Panel Barus pun menilai bahwa Hasto tengah ngelindur sehingga tidak memahami konteks omongan Presiden Jokowi. Apalagi, mengkaitkannya dengan konteks politik saat ini terutama dalam Pilkada serentak 2024.

“Mas Hasto sedang ngelindur, tidak paham konteks omongan Presiden Jokowi saat itu. Apalagi mengkaitannya dengan kondisi politik saat ini, sangat tidak nyambung,” kata Panel Barus, Minggu (18/8/2024).

Baca juga: Analisis Roy Suryo soal Rekaman Suara Jokowi yang Diputar Hasto PDIP, Asli atau AI?

Panel menjelaskan, bahwa rekaman suara yang di putar oleh Hasto merupakan suara Presiden Jokowi saat memberikan pengarahan dalam Pembukaan Rapat Koordinasi Nasional Indonesia Maju Pemerintah Pusat dan Forkopimda tahun 2019.

Saat itu, kata Panel, Presiden Jokowi menyampaikan upaya hukum dengan membisiki KPK, Jaksa Agung hingga Kapolri dalam konteks memberikan wanti-wanti terhadap pihak-pihak yang menghambat investasi masuk ke Indonesia dan mengganggu jalannya program pemerintahan.

Sebab, dijelaskan Panel, Presiden Jokowi sudah mendengar adanya pihak yang berupaya mengganggu jalannya program pemerintah di tingkat daerah, namun belum ada ketegasan dari aparat penegak hukum.

Sehingga, Presiden memberikan wanti-wanti langsung agar adanya tindakan tegas terhadap hal itu.

“Presiden Jokowi jelas menyampaikan hal itu untuk memberikan wanti-wanti kepada pihak-pihak yang mencoba mengganggu program pemerintah, bukan dalam konteks politik. Ini kan ngelantur jadinya Mas Hasto,” jelas Panel.

Dia juga menyesalkan, bahwa pada peringatan HUT ke-79 kemerdekaan RI ini seharusnya diisi dengan rasa syukur serta sukacita. Tapi, Hasto justru menyerang Presiden Jokowi lewat cara-cara yang manipulatif.

Selain itu Hasto juga mengomentari terkait Nasdem yang batal mendukung Anies dan situasi Pilkada serentak yang akan terjadi ke depan.

Panel menilai PDIP mulai panik, karena mulai ditinggalkan oleh mitra koalisinya di Pilpres 2024 lalu, yakni PPP dan Partai Perindo yang telah menyatakan dukungan kepada pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabung Raka, mendatang.

Baca juga: Jokowi Dituding Ingin Rebut PDIP, Istana: Lagi-lagi Mas Hasto Offside

Panel mengatakan, alasan PDIP ditinggal mitra koalisinya karena dinilai tidak menguntungkan. Sebab, PPP gagal lolos ke Senayan serta Partai Perindo yang suaranya tidak meningkat dari pemilu sebelumnya.

“Saya melihat ada kecendrungan kepanikan dari Mas Hasto dan PDIP karena mulai ditinggalkan oleh mitra koalisinya, bahkan Nasdem yang bukan mitra mereka aja dikomentari,” ujar Panel.

Panel juga menduga, bahwa elite PDIP dan Hasto tengah mengembuskan terus narasi bohong untuk mendeskriditkan Jokowi.

Panel pun mencatat sejumlah hal yang dinilai mendeskriditkan Jokowi, diantaranya narasi bohong tentang Jokowi ingin ambil alih PDIP, Jokowi menginginkan 3 periode, isu Jokowi menjegal calon kepala daerah, mengenai skenario kotak kosong di Pilkada serta yang terakhir menyebarkan disinformasi terkait pidato Jokowi.

“Lagi-lagi situasi itu diputarbalik dengan isu penjegalan, kotak kosong dan selalu menarasikan bahwa Jokowi yang salah,” pungkas Panel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini