News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Partai Golkar dan Dinamikanya

6 Respons soal Bahlil Lahadalia Sebut Raja Jawa, dari Tokoh Politik hingga Raja Keraton Yogyakarta

Penulis: tribunsolo
Editor: Suci BangunDS
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bahlil Lahadalia disahkan sebagai ketua umum Partai Golkar periode 2024-2029 dalam Musyawarah Nasional XI Partai Golkar hari ini, Rabu (21/8/2024). --- Berikut 6 respons dari tokoh politik hingga Raja Keraton Yogyakarta soal Bahlil Lahadalia usai sebut Raja Jawa di Munas Golkar.

TRIBUNNEWS.COM – Nama Bahlil Lahadalia semakin disorot usai pidato perdananya sebagai Ketua Umum Golkar menyinggung sosok Raja Jawa.

Pidato tersebut, dilakukan setelah resmi terpilih sebagai Ketua Umum Partai Golkar baru pengganti Airlangga Hartarto saat acara Musyawarah Nasional (Munas) XI Golkar di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024) lalu.

"Jadi kita harus lebih paten lagi, soalnya Raja Jawa ini kalau kita main-main, celaka kita. Saya mau kasih tahu saja, jangan coba-coba main-main barang ini. Waduh ini ngeri-ngeri sedap barang ini, saya kasih tahu," ujar Bahlil, dikutip dari Kompas.com, Kamis (22/8/2024).

Selain itu, Bahlil menyebut, akan beresiko bila bermain-main dengan sosok Raja Jawa tersebut.

Namun, Bahlil tidak menyebutkan secara pasti siapa sosok Raja Jawa yang ia maksud.

Pernyataan tersebut, lantas menuai banyak respons dari tokoh politik hingga Raja Keraton Yogyakarta.

Berikut 6 Respons Mengenai Tuturan Bahlil soal Raja Jawa, dirangkum oleh Tribunnews.com, Jumat (23/8/2024).

1. Megawati Soekarnoputri: Sarapan Sambil Ketawa, Kaya Dia Ngerti Artinya Aja

Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri, menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia terkait sosok Raja Jawa.

Ia mengaku, sarapan sambil tertawa usai mendengar Bahlil berbicara soal Raja Jawa.

"Saya ketawa pagi-pagi. Ini karena ini benar ngomong, kan. Denger opo, ngomongnya Pak Bahlil iya, toh? Jadi, pagi-pagi, saya mau sarapan, saya biasanya langganan banyak koran."

"Terus sudah gitu, kan, saya selalu nanya. Apa beritanya," kata Megawati saat berpidato usai mengumumkan Calon Kepala Daerah yang diusung PDIP dalam Pilkada 2024 di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Kamis (22/8/2024).

Baca juga: Politikus PDIP Sentil Presiden Jokowi: Tidak Ada Penguasa yang Bisa Melawan Konstitusi

Hal tersebut, mengundang rasa penasaran Megawati Soekarnoputri soal apa yang dimaksud Bahlil.

Bahkan, Mega bertanya-tanya asal usul daerah Bahlil.

"Terus saya ketawanya gini. Wih, dia ngomong Raja Jawa, kan? Terus, ih, maksud saya gini, kayak-kayak dia ngerti artinya Raja Jawa gitu," ujar Megawati.

Lebih lanjut, Megawati berkelakar ingin berkenalan dengan sosok Raja Jawa yang disebut Bahlil.

2. Airlangga Hartarto: Raja Jawa Itu Zaman Dulu

Mantan Ketum Golkar, Airlangga Hartarto, turut menanggapi soal Raja Jawa yang disebut pengganti itu.

Ia berpendapat, keberadaan Raja Jawa hanya eksis pada masa kerajaan di masa lalu, bukan lagi di masa modern seperti sekarang ini.

“Raja Jawa kan zaman Kerajaan dulu, bukan zaman sekarang,” ujar Airlangga di Jl-Expo, Kamis (22/8/2024).

Di sisi lain, wartawan sempat menyinggung mengenai ketidakhadirannya di acara Munas Golkar kemarin, namun ia tidak mau menjawab.

3. Pengamat Politik, Adi Prayitno: Hanya Bahlil dan Tuhan yang Tahu

Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno, juga menanggapi pernyataan Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia mengenai Raja Jawa.

Ia mengatakan, sosok Raja Jawa yang dimaksud Bahlil hanyalah dirinya sendiri dan Tuhan yang mengetahui.

“Hanya Bahlil dan Tuhan saja sebenarnya yang tahu, siapa sebenarnya yang disebut dengan Raja Jawa,” kata Adi, dikutip dari tayangan YouTube Kompas.tv, Jumat (23/8/2024).

Menurutnya, Raja Jawa tersebut, ialah menuju pada penguasa Indonesia saat ini, yakni Presiden RI Joko Widodo atau pemimpin selanjutnya, Presiden terpilih Prabowo Subianto.

“Kalau mau jujur, sebenarnya publik mendefinisikan Raja Jawa itu adalah konotasinya presiden terpilih atau presiden saat ini yang sedang berkuasa, karena mayoritas yang menjadi presiden adalah berasal dari Jawa,” tambahnya.

Adi menyebut, hal itu merupakan peringatan yang disampaikan oleh Bahlil secara terbuka di depan seluruh kader Partai Golkar pada saat musyawarah nasional (Munas).

Ia pun menganggap, hal itu sebagai bentuk ancaman kepada para kadernya agar tidak resisten terhadap pemerintah.

Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia di JCC, Senayan, Jakarta, Rabu (21/8/2024). (Tribunnews.com/Reza Deni)

4. Idrus Marham: Itu Guyonan Politik Bukan Sikap Politik

Sementara itu, Ketua Dewan Pembina Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Partai Golkar, Idrus Marham, justru terkesan seolah membela Bahlil Lahadalia.

Ia mengatakan, hal yang disampaikan oleh Bahlil merupakan guyonan politik belaka dan bukan sikap politik.

"Harus dibedakan sebuah pernyataan politik dengan guyonan politik. Jadi guyonan politik bukan pernyataan politik, pernyataan politik itu adalah sikap. Kalau guyonan politik kan kamu bicara masalah ini, apalagi Pak Jokowi dianggap Raja Jawa," kata Idrus, kepada wartawan di Jakarta, Rabu (21/8/2024).

Menurutnya, pernyataan Bahlil tersebut, menyinggung tentang program kerja Partai Golkar agar tidak dianggap main-main oleh para kader partai, namun diungkapkan dengan guyonan.

5. Hasan Nasbi: Publik Bebas Menafsirkan

Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan, Hasan Nasbi, turut merespons pernyataan Bahlil.

Menurutnya, pernyataan Bahlil tersebut disampaikan di acara partai politik, maka sifatnya politis.

Oleh karena itu, publik bebas untuk mengartikannya.

"Itu biarkan itu kan pernyataan politik di (acara) partai politik. Itu tidak bisa jadi ini. Silahkan ditafsirkan masing-masing," ujar Hasan di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, dikutip dari Kompas.com, Jumat (23/8/2024).

Baca juga: Bahlil Singgung Raja Jawa, Megawati Ingin Kenalan, Hasto: Indonesia Pakai Sistem Presidensial

6. Sultan HB X: Saya Tidak Tahu yang Dimaksud Siapa

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sekaligus Raja Keraton Yogyakarta, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X, mengaku tidak ingin menanggapi soal Raja Jawa yang disebut Bahlil Lahadalia.

Ia mengaku, tidak tahu terkait sosok Raja Jawa tersebut.

"Masak seperti itu saya tanggapi, tidak usahlah. Saya juga tidak tahu yang dimaksud itu siapa kok," kata Sultan, Kamis (22/8/2024).

(mg/alinda tyas praftina)

Penulis adalah peserta magang dari Universitas Sebelas Maret (UNS)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini