News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Faisal Basri Meninggal Dunia

Sosok Faisal Basri di Mata Anies Baswedan, Jusuf Kalla, Sri Mulyani, Luhut dan Ridwan Kamil

Editor: Wahyu Aji
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan memberi hormat ke jenazah Faisal Basri di rumah duka, di Jakarta, Kamis (5/9/2024). Ekonom senior Faisal Basri meninggal di usia 65 tahun akibat sakit di RS Mayapada pada hari Kamis (5/9/2024) pukul 03.30 WIB dan akan dimakamkan di TPU Menteng Pulo. TRIBUNNEWS/HERUDIN

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah tokoh dan pejabat negara melayat ke kediaman almarhum Faisal Basri, Kamis (5/9/2024).

Berikut sejumlah pernyataan tentang sosok Faisal Basri di mata kerabatnya.

1. Anies Baswedan

Anies Baswedan menilai Faisal Basri adalah sosok analis ekonomi yang memiliki sikap netral.

Semasa hidupnya, Faisal Basri adalah ekonom yang memiliki keberpihakan jelas.

Filosofi pembelaan Faisal Basri di mata Anies selalu menggunakan ilmu, data dan penyampaian yang baik.

"Bukan hanya beliau menjadi analis yang netral, tapi analis yang memiliki sikap. Analis yang memiliki pandangan, dan itulah yang membuat Bang Faisal Basri menjadi berbeda," kata Anies.

"Karena itu kita sebagai bangsa merasa bersyukur bahwa pernah ada anak bangsa yang tampil menjadi ekonom pejuang," imbuhnya.

Anies mengatakan, sosok Faisal Basri semasa hidupnya sangat menginspirasi. Sebab kata dia, hari-hari terakhir sebelum meninggal dunia Faisal Basri masih memperjuangkan rakyat kecil terkait persoalan tanah di Sumatera Utara.

"Hari-hari terakhir perjalanan beliau adalah hari-hari terakhir perjalanan perjuangan. Pergi ke Sumatera Utara untuk membela rakyat kecil untuk persoalan tanah. Yang itu semua mencerminkan bagaimana sikap perjuangan beliau selama ini," ucap Anies.

"Almarhum adalah inspirasi, dan insya Allah namanya, pikirannya, perjuangannya akan terus dikenang oleh bangsa Indonesia," imbuhnya.

2. Jusuf Kalla

Wakil Presiden Indonesia ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla, mengatakan, Faisal merupakan orang yang sangat mengerti betul terkait bidang ekonomi.

Sehingga, apabila terdapat langkah pemerintah yang dinilai kurang tepat dalam mengambil kebijakan, maka Faisal Basri dengan lantang mengkritisi kebijakan yang dimaksud.

Baca juga: Wamenkeu Suahasil Kenang Faisal Basri saat Jadi Dosen di UI: Gayanya Santai Bawa Kopi

"Kita kenal semua, Pak faisal itu orang pintar, intelektual di bidang ekonomi dan berani. Banyak orang pintar tapi tidak berani. Banyak orang berani tapi tidak pintar," ungkap Jusuf Kalla.

JK, sapaan akrab Jusuf Kalla, juga mengungkapkan bahwa meninggalnya Faisal Basri menjadikan Indonesia kehilangan sosok ekonom yang sudah berpengalaman.

"Beliau ini berani dan pintar. Karena itu kita kehilangan sosok, sokong, ekonomi yang seperti itu," ungkap JK.

3. Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani berteman lama dengan mendiang Faisal Basri.

Keduanya sama-sama berkiprah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

Saat Sri Mulyani bergabung di pemerintahan, Faisal Basri aktif berada di luar pemerintahan, memberi kritik-kritik tajam dan pedas.

Dirinya memandang kehadiran Faisal Basri di luar pemerintahan menjadi penyeimbang bagi setiap kebijakan ekonomi yang diambil pemerintah melalui berbagai pandangan dan ulasannya di media.

"Dari setiap negara, mengurus perekonomian, masyarakat yang segitu besar seperti Indonesia, selalu perlunya check and balance, saya rasa pandangan-pandangan Bang Faisal memberi penyeimbang bagi kita semua," kata Sri Mulyani di rumah duka mendiang ekonom senior Faisal Basri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

"Saya sangat memhami beliau, sangat-sangat tulus. All is love untuk Indonesia. Jadi kita tahu agendanya beliau satu untuk yang terbaik bagi kita," ujar Sri Mulyani.

Sri Mulyani mengetahui kabar Faisal Basri tutup usia dari beberapa rekannya di Kementerian Keuangan dan FE UI.

Dia terakhir intens berkomunikasi dengan Faisal Basri saat Direktorat Jenderal Pajak dan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai menjadi sorotan masyarakat ketika kedua lembaga itu menjalani transformasi.

"Beliau banyak beri masukan ke kita," ucap Sri Mulyani.

"Jadi sangat kami hargai dan merupakan pengingat yang baik, membantu mengurus negara untuk terus memperingatkan terutama bagi staf-staf kita, selalu ada yang mengamati, mengkritisi, dan melihat secara detail dan teliti. Buat saya secara personal itu sangat membantu," jelas Sri Mulyani.

"Karena tidak semuanya bisa kita lihat sebagai menteri, sehingga kalau dilihat dari luar itu juga akan sangat berbeda," pungkasnya.

4. Luhut Binsar Pandjaitan

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengaku kaget mendengar kabar berpulangnya Faisal Basri.

Ia juga mengaku memiliki banyak kenangan dengan Faisal Basri.

Meski kerap berbeda pandangan dalam beberapa hal, ia masih menganggap Faisal Basri sebagai teman.

Baca juga: Luhut Kenang Sosok Faisal Basri: Ekonom Kredibel dan Penuh Dedikasi

"Mungkin kita banyak atau ada berbeda di bagian hal, tapi kita tetap teman. Jadi kita saling hormati juga," kata Luhut di rumah mendiang Faisal Basri, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

Faisal Basri semasa hidupnya memang kerap mengkritik pemerintah, di mana Luhut sering jadi sasaran omongan pedasnya.

Luhut pun mengaku bahwa ia dan timnya mempelajari berbagai kritik yang dilayangkan Faisal Basri kepada pihaknya.

"Banyak kritik beliau juga saya dengarkan. Saya exercise, saya bicara sama tim. Kita pelajari, jangan kita merasa bahwa kita benar," ujar Luhut.

Ia pun mengucapkan selamat jalan kepada Faisal Basri.

"Ya saya sangat terkejut mendengar beliau pergi tadi pagi. Saya upayakan betul supaya bisa tadi melihat beliau di situ. Saya nyampaikan selamat jalan Pak Faisal Basri," ucap Luhut.

"Istirahatlah dengan tenang. Kami masih meneruskan banyak pekerjaan-pekerjaan yang anda kritik, yang menurut saya juga ada yang benar," lanjutnya. 

5. Ridwan Kamil

Ridwan Kamil (RK) mengatakan, mendiang ekonom senior Faisal Basri merupakan gurunya.

Dia mengaku pernah diajari tentang banyak hal oleh Faisal Basri seperti soal penanganan permasalahan ekonomi.

"Beliau guru saya. Banyak orang tidak tahu. Saya dalam banyak kesempatan di Bandung sebagai Gubernur Jawa Barat, saya dikasih ceramah, dikasih ilmu, bagaimana menangani permasalahan ekonomi dari skala makro sampai mikro," kata RK di rumah duka di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

RK menilai Faisal Basri adalah pribadi yang sangat humanis dan pro rakyat. Sifat Faisal Basri yang kritis dinilai RK sebagai kekuatan yang dimiliki ekonom senior itu.

"Insyaallah ilmu-ilmunya nempel di kepala dan ini menjadi amal jariyah. Kan kalo muslim meninggal ada tiga yang tidak terputus. Ilmu, amal jariyah, dan anak soleh," ujar RK.

"Ilmu almarhum Pak Faisal Basri akan salah satunya kita jadikan referensi," lanjutnya.

RK menjelaskan ceramah Faisal Basri tentang ekonomi makro dan pertumbuhan ekonomi telah ia jadikan bahan presentasi.

Dia mengatakan, ada dua pesan yang dia dapat dari Faisal Basri.

"Dua (pesan). Semuanya harus pake ilmu dan harus cintai rakyat karena ekonomi itu ujungnya untuk rakyat," pungkas RK.

Sebagaimana diketahui, ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (INDEF) Faisal Basri meninggal dunia pada Kamis pagi ini.

Adik dari mendiang Faisal Basri yang bernama Ramdan Malik mengungkap beberapa momen sebelum kakaknya tutup usia.

Baca juga: Anies Baswedan Kenang Mendiang Ekonom Faisal Basri: Dia Analis yang Netral

Ia mengatakan, kegiatan terakhir Faisal Basri sebelum sempat dirawat beberapa hari adalah berkunjung ke Sumatera Utara (Sumut) untuk memenuhi undangan.

"Abang itu diundang sama petani dairy dari Sumut. Terakhir kegiatannya itu Rabu pekan lalu," kata Ramdan di rumah duka, Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (5/9/2024).

"Terus cerita abang sendiri ketika saya besuk hari senin, naik mobil tidak ber-ac, jadi buka jendela selama enam jam perjalanan medan dairy," lanjutnya.

Ramdan mengatakan, Faisal Basri banyak memakan durian ketika kunjungannya ke Sumut. Saat pulang pada Sabtu lalu, Ramdan menyebut Faisal sempat menolak ketika diajak berobat.

Namun, pada Senin lalu, Faisal Basri disebut mengalami keringat dingin. Ia akhirnya memutuskan berobat setelah diminta langsung oleh putrinya untuk ke rumah sakit.

"Terus pulang sabtu, tetapi tidak mau ke dokter. Abang saya itu agak malas ke dokter kalau enggak sakit sekali. Terus dia hari senin keringat dingin, mukanya agak lain," ucap Ramdan.

"Terus dirayu lah sama putrinya, nabila, puteri satu-satunya di tengah. Anaknya [mendiang Faisal Basri] 3. Nabila bilang, 'Ayo ayah ke dokter.' Baru mau ke dokter, kita bawa ke RS Mayapada Kuningan, lalu ada dokter jantung, deteksi ada kemungkinan jantung," sambungnya.

Ia mengatakan, pada Senin itu Faisal Basri masuk ICU. Sempat ingin dikateter, tetapi kadar gulanya masih belum stabil.

Setelah masuk ICU pada Senin sore, ia mengatakan kondisinya pada Rabu malam sudah membaik dan akan dikateter.

"Hari ini sebenarnya, semalam sudah membaik, mulai stabil, hari ini rencana kateter setengah 8 pagi," tutur Ramdan.

Sudah sempat dikateter, tetapi Faisal lebih dulu tutup usia.

"Saya sudah bersiap untuk ke sana, tetapi ternyata subuh tadi sudah enggak ada. Keluarga sempat sekitar 2 jam masa emergencynya, sempat dikateter, dipasang ring 1, tetapi tidak menyelamatkannya secara medis," jelas Ramdan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini