Selain memang hubungan Indonesia dengan Vatikan telah berlangsung lama, Paus Fransiskus takjub akan kebinekaan di Indonesia.
“Hubungan antara negara Vatikan dan Negara Republik Indonesia itu sudah berlangsung sejak awal kemerdekaan. Bahkan tahun 1947 Vatikan sudah mempunyai perwakilan di Indonesia,” ungkapnya melalui keterangan tertulis yang diterima, Minggu (1/9/2024).
Kardinal mengatakan Vatikan adalah salah satu negara yang paling awal mengakui kemerdekaan Indonesia.
"Vatikan sungguh mendukung perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia,” ungkapnya.
Hal lain terkait alasan kunjungan Paus adalah kebinekaan Indonesia.
“Saya kira bukan hanya Vatikan, tetapi negara-negara Eropa pada umumnya ingin tahu lebih jauh bagaimana mungkin Indonesia, negara yang seluas ini dengan segala macam keanekaragaman bisa hidup sebagai satu bangsa,” kata Kardinal.
Dirinya menilai keanekaragaman dan persatuan serta kesatuan Indonesia sangat menarik di mata orang Eropa.
Terlebih, secara khusus, mereka juga ingin memahami lebih baik mengenai Islam di Indonesia karena terlihat seperti berbeda dengan bayangan orang Eropa yang digambarkan identik dengan Pakistan atau Timur Tengah.
“Indonesia kan Islamnya berbeda. Islam yang terbuka, Islam yang toleran. Itu yang sangat ingin dipahami oleh Vatikan,” ujar Kardinal.
Karena keingintahuan kuat tersebut, maka menjadi tidak heran mengapa jika terdapat acara lintas agama di Vatikan, banyak wakil dari Indonesia yang mendapatkan undangan dan diminta untuk berbicara.
Alasan selanjutnya ialah terdapat umat Katolik di Indonesia yang tidak sedikit.
“Karena Indonesia ada umat Katolik yang tidak sedikit, sekitar 9 juta,” jelasnya.
“Secara eksplisit pernah disampaikan bahwa Gereja Katolik Indonesia adalah gereja yang hidup,” pungkasnya.
Perjalanan Apostolik 12 Hari Paus Fransiskus
Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik se-Dunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus telah memulai Perjalanan Apostoliknya yang ke-45 ke luar negeri.
Kunjungan 12 hari ke empat negara di Asia dan Oseania dimulai dari Indonesia.