TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kurang lebih sebulan masa jabatannya berakhir, Presiden Jokowi kembali melakukan reshuffle (perombakan) kabinet pemerintahannya.
Reshuffle kabinet dilakukan setelah Menteri Sosial (Mensos) Tri Risma mundur dari jabatannya.
Risma, sapaan akrabnya, mundur dari mensos karena hendak mencalonkan Gubernur Jawa Timur di Pilkada Jawa Timur 2024.
Pengganti Risma sebagai mensos adalah Saifullah Yusuf.
Bedanya, Gus Ipul sapaan akrabnya, mundur dari jabatannya sebagai Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur.
Alasan Pengunduran Diri Gus Ipul
Gus Ipul yang juga Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) ini membeberkan alasan meletakkan jabatan Wali Kota Pasuruan yang telah dia emban sejak 2021 itu demi melaksanakan tugas barunya sebagai mensos.
"Ini (pengangkatan sebagai menteri) satu kepercayaan lah ya kita anggap, (sehingga) saya juga tidak meneruskan di Pasuruan," katanya di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (11/9/2024), usai pelantikan jadi mensos.
Di atas kertas, jabatannya sebagai Menteri Sosial hanya bakal bertahan sampai 20 Oktober berbarengan dengan berakhirnya kabinet pemerintahan Joko Widodo.
Saifullah mengklaim tidak ada pembahasan maupun jaminan apakah dirinya bakal mengisi posisi yang sama pada kabinet pemerintahan Prabowo Subianto nanti.
Menurut Gus Ipul, Presiden pasti memiliki maksud atau tujuan dengan mengangkatnya sebagai Mensos.
Oleh karena itu ia akan berusaha sebaik mungkin menjalankan amanah tersebut, salah satunya menjelang transisi pemerintahan.
"Ya, pasti presiden punya maksud yang saya kira tidak ada lain di antaranya adalah mencoba untuk menata masa transisi. Sekali lagi itu jadi saya akan coba saya memerlukan waktu untuk itu," katanya.
Risma Mundur dari Mensos
Pada Jumat (6/9/2024) lalu, Presiden Jokowi mengaku sudah menyetujui mundurnya Tri Rismaharini dari jabatannya sebagai Menteri Sosial (Mensos) di Kabinet Indonesia Maju.
Jokowi mengungkapkan Risma sudah mengajukan surat pengunduran diri dan ia pun sudah menandatangani surat pengunduran diri tersebut.
"(Tri Rismaharini) Sudah, sudah mengajukan pengunduran diri dan sudah saya tandatangani pengunduran dirinya," kata Jokowi.
Risma diusung sebagai calon gubernur dari PDIP pada Pilkada Jawa Timur 2024.
Ia akan menghadapi Khofifah Indar Parawansa yang diusung Koalisi Indonesia Maju dan Luluk Nur Hamidah yang diusung PKB.
Dalam kesempatan terpisah, Risma membongkar alasan dirinya bersedia maju sebagai bakal calon gubernur di Pilkada Jatim 2024.
Risma mengatakan pencalonan dirinya ini sebagai bukti bahwa ia taat pada ketentuan dan masukan partai politik.
Ia mengaku sebenarnya sempat ingin menghindar untuk tidak maju di Pilkada Serentak 2024.
Namun dukungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan partai membuat dirinya bersedia maju.
“Saya tidak berani meminta sampai akhirnya di titik terakhir baru diputuskan. Justru saya menghindar, karena tidak mudah (memimpin masyarakat satu provinsi),” ujar Risma, setelah ziarah makam Gubernur Pertama Jawa Timur, Gubernur Soerjo, Jalan Salak Nomor 15, Kelurahan Kepolorejo, Kecamatan/Kabupaten Magetan.
Risma pun memiliki niat untuk membantu masyarakat Jawa Timur agar lebih sejahtera.
“Niat saya membantu, saya tetap manusia biasa, saya ingin membantu masyarakat Jawa Timur, supaya bisa lebih sejahtera itu tujuannya,” ujar Risma.
Pasangan KH Zahrul Azhar Asumta alias Gus Hans ini mengatakan dukungan ini adalah sebuah amanat yang harus ia pikul dengan sungguh-sungguh.
Sehingga, pada Kamis (29/8/2024) malam Risma yang ditemani Gus Hans pun mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Jawa Timur.
Eks Wali Kota Surabaya dua periode tersebut mengatakan tidaklah mudah memimpin Jawa Timur.
Menurutnya, menjadi seorang Gubernur merupakan tugas berat, lantaran memikul beban 38 juta penduduk Jawa Timur dari 38 kota/kabupaten.
Meski ia sudah memiliki bekal pengalaman dari Kementerian Sosial, lanjut Risma, bukan berarti tanggung jawab memimpin Jawa Timur menjadi mudah.
“Saya tahu kondisi Jawa Timur bagaimana, namun beratnya bukan karena incumbent, tapi tanggung jawab kepada rakyat."
"Saya pernah disumpah sebagai wali kota dan menteri, di bawah Alquran. Saya tidak ada nafsu untuk memiliki jabatan,” tegas Risma.
Risma pun mengingatkan bahwa kondisi Jawa Timur lima tahun ke depan akan ditentukan oleh hasil Pilkada 2024 nanti.
"Karena itu sekali lagi lima tahun ke depan akan ditentukan hari ini," sambung Risma.
Lebih lanjut, Risma berharap dirinya dan Gus Hans dapat diperlakukan adil dalam kontestasi Pilkada Jawa Timur ini.
"Tapi kami juga akan menyampaikan itu bahwa mohon kami diperlakukan dengan adil," ungkap Risma.