TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Serangan siber kembali menghantui ekosistem digital Indonesia. Kali ini, platform penyedia layanan pertukaran mata uang kripto terbesar di Indonesia, Indodax menjadi korban.
Perusahaan yang juga anggota Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) ini melaporkan serangkaian transaksi mencurigakan yang diduga sebagai aksi peretasan, di mana aset senilai US$ 14,4 juta atau sekitar Rp 221 miliar ditukarkan menjadi Ether.
Meskipun saldo pelanggan dilaporkan tetap aman, kejadian ini tetap menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengguna platform dan industri kripto secara keseluruhan.
Dalam pernyataannya, tim IT Indodax mengonfirmasi adanya potensi serangan siber yang menyasar platform mereka, diikuti dengan langkah pemeliharaan sistem yang menyeluruh untuk memastikan keamanan dan operasional kembali normal. Meski demikian, layanan sementara tidak dapat diakses, dan ini menjadi salah satu hal yang seringkali menciptakan ketidaknyamanan bagi pengguna.
Baca juga: Lazarus Dituding Jadi Biang Kerok Peretasan Platform Kripto Indodax, Picu Kerugian Rp280,9 Miliar
Kasus yang melanda Indodax ini pun mendapatkan respons dari CEO PT Solusindo Digital Holistik (Sidik Cyber) Yonathan Yeremia. Ia mengatakan bahwa ancaman keamanan platform digital di era ekonomi berbasis teknologi seperti saat ini tidak boleh dipandang sebelah mata.
Ketika perusahaan besar seperti Indodax mengalami serangan siber, hal ini merupakan sinyal yang kuat bahwa setiap entitas di dunia digital, baik platform kripto, layanan keuangan, maupun perusahaan teknologi harus meninjau ulang strategi keamanan mereka.
“Lebih penting dari sekadar menanggulangi serangan adalah bagaimana kita bisa membangun sistem yang lebih tahan terhadap ancaman serupa di masa depan. Di sinilah pendekatan holistik dalam keamanan siber menjadi kunci,” kata Yonathan kepada wartawan Jumat (13/9/2024).
Yonathan membagikan sejumlah kiat untuk menghadapi serangan siber seperti yang dialami oleh Indodax, Yonathan menggarisbawahi tentang pentingnya solusi yang lebih menyeluruh dan kolaboratif dalam menangani tantangan di dunia digital.
“Pendekatan holistik ini tidak hanya mencakup teknologi, tetapi juga melibatkan kebijakan, sumber daya manusia, dan edukasi yang tepat,” ujarnya.
Berikut adalah beberapa langkah strategis yang bisa diambil oleh perusahaan teknologi seperti Indodax dalam rangka untuk memperkuat ketahanan mereka terhadap ancaman siber
1. Membangun Infrastruktur Keamanan Berbasis Zero-Trust
Di era ancaman siber yang semakin canggih, menerapkan model keamanan tradisional tidak lagi cukup. Pendekatan Zero-Trust adalah langkah pertama yang harus diambil. Zero-Trust berarti bahwa tidak ada entitas, baik internal maupun eksternal, yang secara otomatis dipercaya hingga identitas dan keamanannya diverifikasi secara ketat.
Penerapan enkripsi end-to-end, segmentasi jaringan, serta autentikasi multi-faktor (MFA) adalah beberapa contoh dari pendekatan ini.
Untuk Indodax, ini berarti bahwa setiap pengguna, setiap perangkat, dan setiap aplikasi harus menjalani pemeriksaan keamanan yang ketat sebelum diizinkan mengakses platform. Dengan begitu, meskipun terjadi pelanggaran di satu bagian sistem, hal ini tidak akan berdampak luas ke seluruh platform.