TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tren pergantian pimpinan lembaga dan ormas lagi marak, sebulan menjelang pergantian presiden RI dari Jokowi ke Prabowo Subianto.
Pekan lalu pimpinan organisasi pengusaha Kamar Dagang Indonesia (Kadin) sukses diganti melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub).
Pekan ini bergulir wacana mengganti pimpinan organisasi Islam terbesar di Indonesia, PBNU, melalui Muktamar Luar Biasa (MLB).
Munaslub Kadin Berhasil Ganti Pimpinan Lama
Masa jabatan Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid sebenarnya dua tahun lalu yakni hingga 2026.
Namun melalui Munaslub, dia didongkel sebagai orang nomor satu di Kadin.
Penggantinya Anindya Bakrie, bos Bakrie Group.
Wakil Ketua Umum Bidang Hukum dan HAM Kadin Indonesia Dhaniswara K. Harjono menjelaskan alasan diadakan Munaslub karena Arsjad Rasjid terlibat politik praktis.
“Dalil yang digunakan untuk Munaslub berkaitan dengan bergabungnya Bapak Arsjad Rasjid sebagai Ketua Tim Pemenangan Calon Presiden dan Wakil Presiden saat pemilu lalu, di mana keterlibatan beliau dilakukan atas nama pribadi dan tidak melibatkan institusi Kadin. Beliau juga mengajukan berhalangan sementara yang disetujui pengajuannya oleh Dewan Pengurus Kadin Indonesia, termasuk Ketua Dewan Pertimbangan Kadin Indonesia, Anindya Bakrie,” kata Dhaniswara dikutip dari Kontan, Sabtu (14/9/2024).
Muktamar Luar Biasa PBNU Bergulir, Akankah Sukses?
Pekan ini mengemuka soal wacana Muktamar Luar Biasa (MLB) PBNU.
Wacana ini bergulir di tengah polemik kepemimpinan Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) sebagai Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sekretaris Steering Committee MLB PBNU Abdussalam Shoib (Gus Salam) menyatakan, MLB ini merupakan upaya penyelamatan terakhir.
Sebab, kritikan terhadap PBNU di bawah kepemimpinan Gus Yahya tak mendapat respons.
“MLB ini benar benar jalan terakhir yang kita ambil dan situasi darurat yang harus kita lakukan untuk memperbaiki keadaan,” kata Gus Salam saat dihubungi iSenin (16/9/2024).