News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemerintahan Jokowi Berakhir

Kata Tokoh MUI dan Muhammadiyah soal Pemerintahan Jokowi, Dukung Program Keberlanjutan Prabowo

Penulis: Faryyanida Putwiliani
Editor: Nuryanti
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Presiden Joko Widodo (kiri) berbincang dengan Menteri Pertahanan RI sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto (kanan) di halaman Istana Negara Ibu Kota Nusantara, Kalimantan Timur, Kamis (12/9/2024). Adapun Jokowi memberikan pengarahan kepada para pejabat TNI-Polri yang masing-masing institusi dihadiri oleh pimpinan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo. TRIBUNNEWS/HO/HUMAS KEMHAN | Jelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi ini, para tokoh agama mengungkapkan apresiasinya pada pemerintahan Presiden Jokowi selama dua periode. Para tokoh agama juga mengajak masyarakat untuk mendukung transisi pemerintahan Jokowi kepada pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang.

TRIBUNNEWS.COM - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin akan berakhir pada 20 Oktober 2024.

Pemerintahan akan dilanjutkan oleh Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Jelang berakhirnya masa jabatan Presiden Jokowi ini, para tokoh agama mengungkapkan apresiasinya kepada pemerintahan Presiden Jokowi selama dua periode.

Di antaranya diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud hingga Sekjen PP Muhammadiyah, Prof Abdul Mu’ti.

KH Marsudi Syuhud mengungkapkan apresiasinya atas stabilitas dan pembangunan yang dicapai pemerintahan Presiden Jokowi.

"Kami bersyukur bahwa Indonesia sampai detik ini dalam kondisi yang aman dan nyaman. Infrastruktur telah terbangun sangat banyak, segala kebutuhan yang hari ini sangat dibutuhkan telah dipenuhi," ujar Marsudi dalam program Sapa Indonesia Malam Kompas TV, Kamis (19/9/2024). 

Marsudi berharap pemerintahan selanjutnya dapat meneruskan program yang telah dilakukan Presiden Jokowi.

"Jangan sampai ada yang terputus, karena kalau terputus nanti ada sesuatu yang nganggur kemudian berhenti dan kurang manfaatnya," tambahnya.

Ia menekankan pentingnya menjaga kesinambungan pembangunan di era pemerintahan mendatang, agar program yang telah dimulai tidak terhenti.

Marsudi juga menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan umat beragama, terutama di tengah keberagaman yang dimiliki Indonesia.

Menurutnya, kehidupan beragama di Indonesia dapat menjadi contoh bagi negara-negara lain yang belum bisa hidup bersama secara damai.

Baca juga: Resmikan Tol Solo-DIY Ruas Kartasura-Klaten, Jokowi Mengenang Kuliah Naik Motor Yogya-Solo 50 Menit

"Kita orang yang beragama, ajaran agama sudah sangat jelas. Jika sudah terpilih, maka ke depan tinggal dilantik dan akan membentuk kabinet."

"Maka cukup ikuti saja aturan ini, tidak perlu khawatir, karena semuanya sudah jelas aturannya," pungkasnya.

Senada dengan KH Marsudi Syuhud, Sekjen PP Muhammadiyah, Prof. Abdul Mu’ti juga memberikan apresiasinya kepada pencapaian Presiden Jokowi selama ini.

Terutama dalam bidang pembangunan infrastruktur dan kestabilan ekonomi.

Karena pembangunan infrastruktur ini berdampak pada pertumbuhan ekonomi, sehingga bisa membuka daerah-daerah terisolasi.

"Ada empat capaian menonjol, salah satunya pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi serta membuka daerah-daerah terisolasi," ujarnya.

Lebih lanjut  Prof. Abdul Mu’ti juga mengungkapkan pentingnya dukungan untuk pemerintahan selanjutnya yang akan dipimpin oleh Prabowo-Gibran.

Baca juga: Presiden Jokowi Akan Segera Tindaklanjuti Pemindahan Pelabuhan Pintu Masuk Impor ke Luar Pulau Jawa

Selain itu Prof. Abdul Mu’ti juga mengajak semua pihak untuk bisa memberikan kesempatan dan kepercayaan pada Prabowo-Gibran untuk melanjutkan pemerintahan.

"Terpilihnya Prabowo dan Gibran bukan hanya kemenangan bagi mereka, tetapi juga kemenangan bagi bangsa Indonesia. Kita harus memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada pemerintahan baru untuk melanjutkan penyelenggaraan negara," tegasnya.

Prof. Abdul Mu’ti menambahkan, dukungan ini diharapkan bisa melancarkan transisi dari pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin pada pemerintahan Prabowo-Gibran.

Kemudian program-program keberlanjutan yang selama ini telah dirintis oleh Presiden Jokowi bisa terus dijalankan oleh pemerintahan Prabowo-Gibran.

Baca juga: Jokowi Ingatkan 85 Juta Pekerjaan akan Hilang Akibat Berkembangnya AI

Sederet Pembangunan Transportasi Era Presiden Jokowi

Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan pembangunan proyek infrastruktur transportasi selama 10 tahun terakhir atau sepanjang masa kepemimpinan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyatakan selama 10 tahun terakhir menjadi periode transformasi yang luar biasa bagi sektor transportasi. Menurutnya, pada periode tersebut pembangunan infrastruktur masif dilakukan dan telah memberikan dampak positif bagi masyarakat.

"Selama sepuluh tahun terakhir, sektor transportasi Indonesia telah mengalami pertumbuhan pesat dan berkelanjutan, berbagai infrastruktur modern seperti kereta cepat Jakarta-Bandung hingga digitalisasi layanan transportasi, telah berhasil meningkatkan konektivitas, efisiensi, dan kenyamanan masyarakat," kata Menhub Budi dalam acara Upacara Peringatan Harhubnas 2024, dikutip Rabu (18/9/2024).

Selama satu dekade ini berbagai capaian Kementerian Perhubungan dalam membangun konektivitas dengan paradigma Indonesia sentris telah banyak diselesaikan. 

Baca juga: Presiden Jokowi Resmikan Kantor FIBA di Jakarta, Berharap Prestasi Basket Indonesia Menggeliat

Meski begitu, Menhub Budi mengaku bahwa selama 10 tahun itu pembangunan dan revitalisasi paling banyak dilakukan di pelabuhan laut dan stasiun kereta api. Sementara terminal tipe A paling sedikit.

"Kita lihat bahwa satu dekade terjadi suatu rangkaian proses pembangunan transportasi baik di perkotaan maupun di seluruh Indonesia, bisa kita lihat bahwa semua itu relatif naik pelabuhan laut paling tinggi."

"Lalu kereta api, bandara, dan pelabuhan penyeberangan, kecuali terminal tipe A," kata Budi secara daring dalam Forum Diskusi bertajuk "Satu Dekade Pembangunan Infrastruktur Transportasi" di Jakarta beberapa bulan lalu.

Menhub Budi menyebut bahwa selama 10 tahun terakhir pemerintah mengembangkan 85 pelabuhan penyeberangan. Kemudian pembangunan 65 dermaga penyeberangan, 12 pelabuhan penyeberangan baru, dan pembangunan sistem angkutan massal di perkotaan. 

Baca juga: Jokowi Ingatkan 85 Juta Pekerjaan akan Hilang Akibat Berkembangnya AI

Sementara di sektor laut, pemerintah membangun 39 trayek tol laut, dan 51 pengembangan pelabuhan dan pembangunan kapal perintis. 

Di sektor kereta api, pemerintah membangun 10.709 km jalur kereta api, dan membangun modernisasi stasiun kereta di 58 lokasi. Lalu, di sektor udara, pemerintah membangun 41 rute jembatan udara dan 26 Bandara baru. 

"Ini menggambarkan bahwa tahun 2015 sampai 2024 banyak sekali yang kita lakukan memberikan suatu upaya mempersatukan Indonesia," tutur Menhub Budi.

(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani/Nitis Hawaroh)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini