Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Guru Pendidikan Dasar Kemendikbud Ristek, Rachmadi Widdiharto menyinggung adanya keengganan pemerintah daerah untuk memperbanyak tenaga pengajar di daerah.
Mirisnya, mereka lebih memilih pembangunan yang terlihat secara kasat mata ketimbang membangun sumber daya manusia (SDM) yang fisiknya tak kelihatan.
"Mereka lebih tertarik untuk membangun yang sifatnya kelihatan, membangun jembatan,” katanya dalam diskusi Gerakan UI Mengajar di Kampus Universitas Indonesia (UI), Depok, Jawa Barat, Jumat (20/9/2024).
Rachmadi kemudian mencontohkan sempat ada pemetaan kebutuhan pengajar yang disesuaikan dengan total siswa pada salah satu kabupaten.
Baca juga: Kemendikbud Ungkap 170 Ribu Dari 3,2 Juta Pengajar Bukan Tamatan S1
Pemetaan menghasilkan kebutuhan 100 pengajar.
Namun, pemerintah daerah hanya mengangkat setengahnya atau 50 orang.
Baca juga: Wujudkan Indonesia Emas, Komisi X DPR Dorong Kemendikbud Percepat Sertifikasi Guru
Ia menyebut hal itu terjadi karena pemerintah daerah berpikir jika merekrut 100 orang, maka beban biaya gaji dan tunjangan setiap pengajar akan mereka tanggung.
“Kami sudah memetakan kabupaten A ada sekian dengan tupoksi siswa sekian, kebutuhan 100 misalnya untuk kabupaten A. Kebutuhannya 100 tapi yang diusulkan dari pemerintah daerah hanya 50 orang. Mereka mikir kalau mengangkat 100, mereka harus menggaji, harus bayar tunjangan juga iya,” ucapnya.