TRIBUNNEWS.COM - Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) terancam perpecahan usai Pilot Susi Air, Philip Mark Mehrtens dibebaskan, Sabtu (21/9/2024) kemarin.
Sebelumnya, Kapten Philip dibebaskan setelah disandera oleh OPM pimpinan Egianus Kogoya 1,5 tahun terakhir.
Atas pembebasan itu, Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, mengatakan, pihaknya tidak akan mempercayai lagi salah satu pimpinan komando TPNPB, Egianus Kogoya.
Menurutnya, pembebasan Pilot Susi Air kemarin tak sesuai dengan proposal awal.
Egianus, kata Sebby, mendapat kepentingan pribadi berupa uang suap dari pembebasan tersebut.
"Kami TPNPB Komando Markas Pusat tidak tertarik dan tidak akan mengakui kepada TPNPB yang terima uang suap kepentingan politik pilkada Nduga," ujar Sebby, Senin (23/9/2024) dikutip dari Kompas.com.
Sebby mengatakan bahwa pembebasan Philip dari TPNPB OPM pusat berbeda dengan syarat yang diberikan Egianus.
Menurut Sebby, proposal untuk memperjuangkan kemerdekaan Papua ditukar dengan uang oleh Egianus melalui Pj Bupati Nduga, Edison Gwijangge.
Edison diketahui juga merupakan calon bupati Nduga pada Pilkada 2024.
"Pembebasan barter dengan janji Edison Gwijangge kepada Egianus Kogoya Dan kelompoknya bahwa dia Akan kasih Uang untuk beli senjata," ucap Sebby.
Sebby mengatakan, kesepakatan antara Egianus dengan Edison dilakukan melalui perantara keluarga Egianus Kogoya.
Oleh karena itu, pembebasan Philip dinilai tidak sesuai dengan proposal awal yang telah diumumkan oleh TPNPB Pusat.
Menkopolhukam Pastikan Tak Ada Uang Tebusan
Di sisi lain, Menko Polhukam Hadi Tjahjanto memastikan tak ada uang tebusan dalam pembebasan Phillip.